PENANTIAN para pageant lover atau penggemar kontes kecantikan untuk Miss International edisi terbaru segera berakhir. Setelah tertunda dua tahun akibat pandemi, kontes kecantikan yang kali pertama diadakan pada 1960 itu akan kembali digelar. Malam puncak Miss International 2022 rencananya berlangsung pada 13 Desember mendatang di Tokyo Dome City Hall, Tokyo, Jepang. Puteri Indonesia Lingkungan 2022 Cindy May McGuire bakal mewakili Indonesia.
—
Cindy sudah berada di Jepang untuk mengikuti sejumlah kegiatan prakompetisi. Jumat (25/11) malam, dokter umum 26 tahun itu bertolak dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dengan diantar para pageant lover dan Yayasan Puteri Indonesia (YPI). Sejak dinobatkan sebagai Puteri Indonesia Lingkungan 2022 pada Mei lalu, Cindy mempersiapkan diri bersama YPI dan Mustika Ratu untuk berkompetisi di ajang Miss International 2022. Jawa Pos berkesempatan ngobrol dengan Cindy setelah jumpa pers dan fashion show Senin (21/11) sore di The Westin, Jakarta Selatan.
Selama kurang lebih 6 bulan persiapan, aspek apa yang Cindy latih dengan maksimal untuk berkompetisi di Miss International 2022?
Semua aspek saya latih, mulai dari catwalk sampai public speaking. Everything. Ini kompetisi besar, dengan peserta hampir 70 negara. Selain catwalk dan public speaking, saya juga memperbaiki kualitas diri agar bisa cantik luar-dalam. Pokoknya, saya harus menjadi versi diri saya yang lebih baik.
Dari semua latihan dan persiapan, apa yang paling menantang?
Catwalk, karena catwalk untuk beauty pageant tidak sesimpel itu. Banyak sekali gerakan dan detail yang harus diperhatikan. Kalau ada satu atau sedikit yang terlihat tidak bagus, itu akan merusak keseluruhan penampilan.
Untuk latihan catwalk, apa betul sampai latihan ke luar negeri?
Saya sudah mengunjungi dan berlatih di beberapa tempat, beberapa negara, termasuk Indonesia. Mostly saya latihan di Indonesia. Saya ikut banyak latihan supaya bisa mendapat ilmu dan pengalaman lebih. Untuk durasinya, satu kali latihan catwalk bisa 4–6 jam.
Menurut Cindy, kontes Miss International itu bagaimana?
Miss International adalah platform yang sangat bagus dan sesuai dengan passion saya untuk menciptakan lingkungan dan kesehatan komunitas yang lebih baik. Selain itu, kontes ini memungkinkan peserta untuk saling berbagi dan memahami budaya serta mencapai perdamaian dunia.
Salah satu ciri atau nilai dari Miss International adalah cultural understanding. Budaya Indonesia apa yang akan Cindy kenalkan atau bawa selama Miss International 2022?
Salah satunya adalah ucapan ’’terima kasih’’, termasuk dalam bahasa Sundanya, ’’hatur nuhun’’. Selain bahasa, saya juga mau mengenalkan tarian tradisional, makanan, dan gestur khas Indonesia. Saya pun tertarik untuk belajar budaya dan bahasa negara yang ikut serta dalam Miss International. Buat saya, belajar kebudayaan bisa membuat diri saya lebih terbuka terhadap banyak hal.
Lalu, advokasi atau gerakan sosial apa yang Cindy usung selama mewakili Indonesia di ajang Miss International 2022? Apakah masih terkait status Cindy sebagai dokter?
Secara garis besar ada dua. Pertama, edukasi kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit. Lalu, yang kedua adalah penjagaan lingkungan laut dan darat. Caranya dengan menanam bakau dan mendaur ulang plastik.
Indonesia punya rekam jejak dan capaian yang bagus di Miss International. Yakni, Kevin Liliana pernah menjadi Miss International 2017. Apakah Cindy sempat sharing dengan Kevin atau Puteri Indonesia Lingkungan lainnya?
Oh ya, tentu. Saya bahkan kenal Kevin sebelum ikut kompetisi. Saya bersyukur punya senior dan pendahulu yang sangat baik untuk sharing banyak hal dengan saya.
Pandemi belum sepenuhnya usai dan Cindy harus berkompetisi. Bagaimana cara Cindy menjaga kesehatan saat berada di Jepang, terlebih saat musim dingin?
Dengan bertubuh kurus, saya mudah merasa kenyang. Selain itu, saya banyak mengonsumsi vitamin dan suplemen. Saya juga rutin exercise serta mengatur pola makan dan tidur. (*)
—
Dewi Ratu Mandalika (Karya Jember Fashion Carnaval/JFC)
1. Kostum nasional ini terinspirasi dari cerita Putri Mandalika dari NTB. Kecantikan sang putri membuatnya jadi rebutan para pangeran. Untuk mencegah perang, Putri Mandalika terjun ke laut dan mengorbankan dirinya. Tubuh sang putri lantas menjelma menjadi cacing laut atau nyale.
2. Menurut Bubah Alfian, director JFC, kostum itu terbuat dari kain taffeta dan brokat.
3. Selain taffeta dan brokat, mahkota dan beberapa bagian kostum juga dibuat dengan konsep ramah lingkungan. Yakni, dari plastik bekas dan aksesori kostum sebelumnya yang dirancang ulang. ’’Sesuai dengan advokasi Cindy yang peduli lingkungan,’’ kata Bubah.
4. Total pengerjaan kostum memakan waktu 23 hari, dengan total berat kostum sekitar 10 kg.
Credit: Source link