JawaPos.com – Perusahaan pengembang PT Citra Buana Prasida Tbk (CBPE) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BREI) lewat pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) hari ini, Jumat (6/1/2023).
Perseroan melepas maksimal 20 persen sahamnya ke publik atau sebanyak-banyaknya 271.250.000 saham baru dengan harga penawaran saham Rp 150 per saham sehingga memperoleh dana sebesar Rp 40,68 miliar.
Direktur Utama Citra Buana Prasida, R Asep Eddy mengatakan, seluruh dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui Penawaran Umum Perdana Saham ini akan digunakan untuk pembangunan ruko di kawasan Paskal Hyper Square. Menurutnya hal itu untuk menangkap berbagai peluang ke depan serta demi menjangkau lebih banyak pasar.
“Puji syukur kepada Tuhan pada hari ini kami berhasil mencapai milestone baru melalui IPO yang merupakan aksi korporasi strategis. Melalui IPO ini tentu PT Citra Buana Prasida berkomitmen ingin selalu memberikan karya terbaik bagi masyarakat dan Bangsa Indonesia seluruhnya serta khususnya untuk pengembangan perekonomian kota Bandung yang kita cintai,” katanya melalui siaran pers, Jumat (6/1).
Dalam aksi korporasi ini, CBPE menunjuk PT Panin Sekuritas Indonesia Tbk., sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
Asep bersyukur industri properti terus mengalami perbaikan di tengah pemulihan perekonomian saat ini. Berbagai rencana pengembangan kawasan pun terus Perseroan lakukan guna mempertahankan tren pertumbuhan kinerja yang baik.
Sejak dikembangkan pada tahun 2003, Paskal Hyper Square telah menjadi kawasan one stop living dengan luas area sekitar 135.000 m2 yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas meliputi food market, ruko, pusat perbelanjaan, pendidikan, hotel, dormitory dan pusat hiburan.
Saat ini di kawasan Paskal Hyper Square masih terdapat lahan yang dapat dikembangkan oleh Perseroan untuk membangun sebanyak 92 unit ruko untuk mulai dipasarkan dan dialihkan pemanfaatannya.
Adapun secara kinerja keuangan, pendapatan Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2022 adalah sebesar Rp 19,26 miliar, menurun 29,03% dibandingkan dengan periode yang berakhir pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 27,14 miliar.
Penurunan tersebut terutama disebabkan karena masih terdapat beberapa proses
Pengalihan Pemanfaatan/Penggunaan Bangunan Dan Atau Tanah (Ruko) sampai 30 Juni 2022 dan baru bisa diakui sebagai pendapatan setelah terjadi serah terima unit.
“Ke depan manajemen Perseroan akan melakukan efisiensi atas seluruh beban-beban untuk meningkatkan laba komprehensif tahun berjalan,” ujar Eddy.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Credit: Source link