Anak Yaman yang menderita kelaparan (foto: Instagram)
New York – Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (11/9) kemarin mengungkapkan, peristiwa cuaca ekstrim menjadi penyebab utama kelaparan global. Dalam hal ini, orang tua, perempuan, dan bayi rentan terhadap tren memburuk.
Dilansir dari AFP, guncangan yang semakin sering seperti curah hujan ekstrim, suhu ekstrim, kekeringan, badai, dan banjir meningkatkan jumlah penderita kekurangan gizi hingga 821 juta pada 2017 silam.
Angka tersebut, menurut laporan bertajuk `Keadaan Ketahanan Pangan dan Gizi di Dunia`, setara dengan satu dari sembilan orang di dunia. Naik 804 juta dari 2016.
“Jumlah orang yang menderita kelaparan telah tumbuh selama tiga tahun terakhir, kembali ke tingkat yang berlaku hampir satu dekade lalu. Yang mengkhawatirkan ialah 22,2 persen anak balita dipengaruhi oleh stunting pada 2017,” demikian isi dokumen itu.
Negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah sangat terpengaruh oleh iklim ekstrim yang terjadi tiga tahun terakhir, salah satunya Afrika. Tren memburuk juga terjadi di Amerika Selatan.
“Afrika adalah wilayah di mana guncangan iklim dan stres memiliki dampak terbesar pada kerawanan pangan akut dan kekurangan gizi, yang memengaruhi 59 juta orang di 24 negara dan membutuhkan tindakan kemanusiaan yang mendesak,” lanjutnya.
PBB mengingatkan, jika umat manusia ingin mencapai dunia tanpa kelaparan dan kekurangan gizi dalam segala bentuknya pada 2030, maka yang perlu dilakukan yakni mempercepat dan meningkatkan tindakan untuk memperkuat ketahanan dan kapasitas adaptif sistem pangan dan mata pencaharian masyarakat dalam menanggapi variabilitas iklim dan ekstrem.
TAGS : Kelaparan PBB Cuaca Ekstrim Iklim
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/40646/Cuaca-Ekstrim-Picu-Peningkatan-Kelaparan-Global/