BANGLI, BALIPOST.com – Musim panen kopi tahun ini cukup menggembirakan bagi petani di Kintamani. Pasalnya kopi hasil panen mengalami kenaikan dibandingkan musim panen sebelumnya. Bahkan petani menyebut harga saat ini tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Seperti yang diungkapkan Gusti Mangku Rupa, petani kopi di Desa Catur Kintamani. Dia mengatakan di awal musim panen saat ini harga kopi gelondong merah tergolong bagus. Mencapai Rp 11 ribu per kilogram. Dibandingkan awal musim panen sebelumnya, harga kopi saat ini mengalami kenaikan. “Kalau panen tahun sebelumnya hanya Rp 6 ribu per kilonya,” ungkapnya Selasa (19/4).
Diperkirakan harga kopi akan terus mengalami kenaikan hingga puncak panen yang berlangsung sekitar bulan Juni-Juli. Diprediksi pada puncak panen nanti harga kopi bisa tembus Rp 12 ribuan. “Sebagai petani harapan saya harganya nanti bisa lebih dari itu,” ujarnya.
Menurut Gusti Rupa, kenaikan harga kopi saat ini dipengaruhi karena produktifitas kopi di Kintamani mengalami penurunan. Banyak tanaman kopi milik petani sedang masa peremajaan.
Selain itu faktor cuaca yang sering hujan pada bulan September-Oktober lalu menyebabkan produksi kopi petani menurun. “Karena pada saat masa pembungaan kopi kebanyakan hujan, sehingga yang jadi hanya sedikit,” terangnya.
Sementara di sisi lain, permintaan kopi terus ada dan mengalami peningkatan sehingga secara otomatis berpengaruh ke harga. Naiknya harga kopi juga diakui petani lainnya I Ketut Armawan. Petani kopi di Desa Mengani itu menyebut harga kopi petik merah saat ini Rp 12 ribu per kilogram. Sebagai petani, tentu ia bersyukur dengan kenaikan harga kopi saat ini.
Dikatakan juga bahwa harga kopi pada musim panen saat ini tergolong yang tertinggi dibanding tahun-tahun lalu. Sebelumnya harga tertinggi hanya sekitar Rp 8 ribu per kilogram. “Astungkara pada puncak musim panen nanti harga kopi bisa naik lagi,” imbuhnya. (Dayu Swasrina/balipost)
Credit: Source link