Rakyat Yaman menunggu antrian tabung gas (foto: LA Times)
Sana`a – Eskalasi kerusuhan di Yaman minggu ini menyebabkan 230 orang tewas. Selain itu, ada lebih dari 400 mengalami akibat pertempuran intensif yang berlangsung selama enam hari terakhir.
Ibu kota Sana`a kembali “tenang” menurut koordinator kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Jamie McGoldrick. Jeda singkat dalam pertempuran memungkinkan warga sipil keluar dari rumah mereka dan mengisi kembali fasilitas dan bahan bakar, di tengah situasi kemanusiaan yang semakin memprihatinkan
“Hingga kini kemajuan belum terlihat, tapi kami berharap advokasi dan pesan kuat tersebut akan membuka pelabuhan,” kata McGoldrick dilansir MEMO, Jumat (8/12) waktu setempat.
Organisasi internasional, termasuk Presiden Donald Trump mendesak koalisi pimpinan Saudi untuk membuka pelabuhan dan mengizinkan makanan dikirim ke Yaman.
McGoldrick menegaskan bahwa 15 kapal dengan bantuan kemanusiaan dan kargo komersial berada di Laut Merah menunggu izin untuk diturunkan. Hanya dua kapal yang diizinkan masuk ke pelabuhan Yaman setelah koalisi pimpinan Saudi mengklaim telah mencabut blokade tersebut, kata McGoldrick.
Konflik perang sipil di Yaman sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara tersebut, termasuk ibukota Sana`a.
Pada 2015, Arab Saudi dan sekutu Arabnya meluncurkan kampanye udara besar yang bertujuan untuk membalikkan keuntungan militer Houthi dan menopang pemerintahan Yaman yang diperangi.
Statistik PBB menunjukkan bahwa lebih dari 10.000 orang terbunuh dalam perang tersebut, sementara lebih dari 11 persen penduduk negara tersebut telah mengungsi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, ada 700.000 kasus kolera di Yaman di tengah eskalasi dan perubahan dinamika politik sejak pembunuhan Saleh awal pekan ini oleh Huthi.
TAGS : Yaman Houthi PBB Arab Saudi
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/26018/Dalam-Enam-Hari-Terakhir–230-Orang-Tewas-di-Yaman/