JawaPos.com – Hartono Gunawan mengidolakan emas untuk berinvestasi. Dia pun telah menuai hasilnya. Lima belas tahun lalu titik awal Hartono memulai perjalanan investasinya. Dia langsung menuju logam mulia. Alasannya, dia berkarier di perusahaan pialang berjangka.
Salah satu produk yang menjadi primadona adalah kontrak emas berjangka atau loco gold. ’’Sehingga saya paham tentang jenis investasi ini,’’ ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (16/8).
Hartono menceritakan, alasan lainnya adalah emas merupakan aset safe haven. Artinya, instrumen tersebut memiliki nilai yang stabil meski dihantam berbagai situasi ekonomi yang naik turun.
Cerita investasi Hartono bermula pada 2007 saat bekerja sebagai wakil pialang di PT Equityworld Futures (EWF). Pria yang berulang tahun setiap 10 Maret itu memulai dengan modal Rp 150 juta. Menurut dia, modal itu terbilang kurang untuk diinvestasikan. Hartono lantas nekat meminjam uang kepada keluarga dan kerabatnya. Pendapatan bunga dari pinjaman dijanjikan kepada mereka. Alhasil, terkumpul modal Rp 500 juta.
Sebagai investor, tentu perjalanan Hartono tak selalu mulus. Selain keuntungan, kerugian juga pernah dialaminya. Dia pernah merugi saat trading emas. Namun, berkat penerapan mitigasi risiko dalam berinvestasi, kerugian yang dirasakan tidak terlalu dalam. ”Kalau sudah menca pai 20 persen, langsung cut loss,” tuturnya.
Dengan prinsip itu, dia mendapat untung besar. Dalam kurun waktu tiga tahun, harga emas melonjak dari USD 900-an per ons troi menjadi USD 1.800 per ons troi seiring dengan pecahnya bubble properti di berbagai negara.
’’Hasil investasi itu membuat saya dapat membeli sebuah rumah sebagai aset investasi terbaru. Tepat pada 2012, harga properti sedang jatuh dan saya memutuskan membeli rumah di Surabaya dengan harga murah,’’ kata Hartono.
Credit: Source link