Kampanye visi dan misi Pilrek UNJ (Foto: Muti/Jurnas)
Jakarta, Jurnas.com – Pemilihan rektor (Pilrek) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) memasuki babak penyampaian visi dan misi dari para bakal calon (balon) rektor.
Bertempat di Aula Latief, Gedung Dewi Sartika, UNJ pada Kamis (15/8) siang, delapan balon rektor yang dinyatakan lolos verifikasi dokumen lewat Rapat Pleno Senat UNJ pada Jumat (9/8) lalu, mengampanyekan visi-misi dan program yang akan dilakukan selama periode 2019-2023.
Prof. Dr. Endry Beoriswati dalam kampanyenya menyerukan slogan `UNJ Bisa` yang merupakan kependekan dari bersih, inovatif, sinergi, dan akselerasi.
Menurut dia sikap bersih merupakan cerminan perilaku individu dan birokrasi. Sedangkan inovatif merupakan sikap yang harus melekat di setiap diri dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan UNJ.
“Akselerasi itu kemauan melakukan percepatan. Ini memerlukan orang yang percaya diri. Kita harus berani berubah dan berani melakukan perubahan dengan segala risiko,” kata Endry di depan mahasiswa dan sivitas akademikaka UNJ.
Berbeda halnya dengan balon rektor lainnya, Dr. Awaluddin Tjalla. Dia menyebut dua kunci penting yang harus dimiliki UNJ ke depan, yakni berkarakter dan berdaya saing.
Awaluddin mengatakan, kemampuan UNJ bersaing di kawasan Asia harus ditingkatkan. Terlebih, misi pemerintah ke depan berhubungan dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM).
“Mengapa, daya saing sangat penting sekali, karena kita berada di ibu kota. Kemudian perspektif ke depan hubungannya dengan SDM,” papar Awaluddin, yang menekankan lima misi yakni kepemimpinan, pengembangan SDM, kurikulum dan pembelajaran, kolaborasi, dan sarana dan pra sarana.
Senada dengan Awaluddin, balon rektor Dr. Komaruddin berjanji akan fokus pada lima program dan satu visi, guna membangun UNJ yang bereputasi di Asia. Dia bahkan menargetkan UNJ naik ke peringkat 15 dalam ranking perguruan tinggi negeri (PTN) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti).
“Reputasi akademik harus bagus, kualitas lulusan bermutu, rasio jumlah dosen dan mahasiswa, publikasi dan sitasi dosen, jumlah dosen dan mahasiswa asing, dengan memperbanyak dosen dan mahasiswa asing. Publikasi internasional tahun ini 591, target empat tahun ke depan 1.200,” tutur Komaruddin.
Lebih lanjut, balon rektor Prof. Dr. Ir. Ivan Hanavi menyebut sudah saatnya UNJ dikelola secara sistemik, adaptif, dan inovatif. Untuk mencapai hal itu, dia menyebut UNJ harus menjadikan sistem penjaminan mutu internal (SPMI) sebagai acuan.
Dia juga menegaskan agar UNJ kembali ke khittah sebagai kampus lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK), yang berfungsi menghasilkan calon pendidik bermutu.
“Seharusnya program pengembangan dilakukan untuk menguatkan pendidikan. Karena esensi kita adalah LPTK, ini yang harus kita sama-sama pahami,” ujar Hanafi.
Lain halnya dengan Prof. Paulina Pannen. Menurut dia, untuk mencapai reputasi di Asia, perlu pembenahan ke dalam, dan menjangkau ke luar. Pembenahan ke dalam ialah transformasi budaya akademik, peningkatan kualitas akademik, good university governance, produktif, dan inovatif.
“Menjangkau ke luar ialah kerja sama dan kolaborasi dengan beberagai perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri, benchmark, dan masuk ke dalam jejaring global. Sehingga UNJ bisa ikut naik kualitasnya, dan terbang bersama perguruan tinggi yang sudah bereputasi tersebut,” terang Paulina.
Paulina optimistis UNJ bisa melangkah maju. Apalagi PTN tersebut merupakan LPTK yang unggul dan memiliki aset intelektual yang dapat berinovasi dan berkontribusi terhadap masalah pendidikan.
“Inovasi produk untuk pendidikan misalnya aplikasi dan game untuk siswa belajar. Kreativitas dan daya inovasi perlu disinergikan dengan industri yang bisa bekerja sama dengan UNJ untuk kemajuan pendidikan Indonesia,” tandas dia.
TAGS : Pilrek UNJ Visi dan Misi Balon Rektor
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/57639/Delapan-Balon-Rektor-UNJ-Kampanye-Visi-dan-Misi/