AMLAPURA, BALIPOST.com – Perbekel Talibeng, Kecamatan Sidemen, Karangasem, I Ketut Mudiasa menyatakan, perjuangan Gubernur Bali, Wayan Koster terhadap minuman Arak Tradisional Lokal Bali adalah sebagai representasi Gubernur Koster merupakan pemimpin yang memperhatikan nasib petani dan perajin Arak Bali. Bahkan, sebagai bentuk dukungan penetapan Hari Arak Bali, pihaknya memasang baliho.
“Untuk itulah, saya bersama warga mendukung penuh peringatan Hari Arak Bali pada tanggal 29 Januari ini. Sebagai bukti dukungan tersebut, kami telah memasang baliho dengan memberikan pesan melalui Hari Arak Bali, Kita Tingkatkan Kesadaran Kolektif untuk Mengangkat Nilai dan Harkat Arak Bali dengan ajakan Arak Bali untuk kesehatan, bukan untuk mabuk,” tegas Perbekel Talibeng, I Ketut Mudiasa.
Ia menyatakan di Desa Talibeng ada 183 KK mengantungkan perekonomiannya dari Arak Bali.
Nada dukungan juga disampaikan oleh Perbekel Telagatawang, Sidemen, Karangasem, I Komang Muja Arsana,S.Pd. “Kami mendukung peringatan Hari Arak Bali tanggal 29 Januari yang digagas oleh Gubernur Bali, Bapak Wayan Koster sebagai ajang untuk melestarikan warisan budaya Bali yang masuk menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan petani dan perajin arak,” ujarnya.
Atas nama Perbekel Telagatawang dan mewakili warga di Desa Telagatawang yang juga memiliki warga sebagai petani dan perajin Arak Tradisional Bali sebanyak 323 petani arak, mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan mengapresiasi setinggi-tingginya atas perjuangan Gubernur Koster yang terus memberikan keberpihakan terhadap petani dan perajin Arak Bali. Terlebih dengan dikeluarkannya Pergub Nomor 1 Tahun 2020 yang secara nyata memberikan perlindungan bagi petani arak, kini sudah bisa secara nyaman memasarkan produk arak.
“Dengan adanya peringatan Hari Arak Bali yang diperingati setiap tanggal 29 Januari, tentu akan memberikan spirit bagi petani arak, sehingga ke depannya Arak Bali dapat lebih dikenal oleh dunia internasional, bahwa Bali memiliki produk minuman tradisional, khususnya Arak Tradisional Telagatawang,” tandasnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kabupaten Badung, I Gusti Agung Rai Suryawijaya mengapresiasi langkah Gubernur Koster dalam melestarikan warisan budaya Bali. Salah satunya yaitu Arak Bali. Apresiasi juga dikatakannya telah berdatangan dari wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Pada kesempatan tersebut, ia mengatakan bahwa banyak hotel dan restoran yang sudah menggunakan Arak Bali, baik untuk welcome drink maupun cocktail, serta sudah dirasakan oleh wisatawan.
“Rata-rata wisatawan tersebut sangat menyukai, karena arak memang mempunyai kualitas yang bagus dan bahkan malah tidak kalah dengan minuman fermentasi terkenal dari negara lain,” jelasnya.
Selain itu, dikatakan bahwa kebijakan Gubernur Koster ini juga telah memberikan dampak langsung bagi produsen arak Bali. Pihaknya sudah mensurvei secara langsung, dan rata-rata mereka mengatakan bahwa pendapatan mereka meningkat sejak hotel, restoran dan atraksi wisata menghadirkan Arak Bali kepada wisatawan. Untuk itulah, sektor pariwisata di Bali kini memiliki dukungan dari sektor lainnya, salah satunya sektor UMKM/IKM, dan hasilnya petani mendapatkan manfaat pemerataan ekonomi.
Lebih lanjut dikatakannya, para pelaku sektor pariwisata termasuk juga hotel-hotel bintang lima sangat bangga bisa menghadirkan Arak Bali kepada wisatawan termasuk juga komoditas lokal lainnya. “Ini kebijakan yang sangat bagus dan perlu mendapat apresiasi. Karena ini langkah nyata pemerintah dalam menyelamatkan dan melestarikan warisan leluhur,” imbuhnya sembari mengatakan, dulu Arak Bali terpinggirkan, namun sekarang sudah mendapatkan keududkan terhormat berkat perjuangan Gubernur Koster hingga Arak Bali ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI.
Ketua PHRI Badung ini berharap ke depan program ini bisa berlanjut terus dalam upaya memperkenalkan kebudayaan-kebudayaan kita kepada masyarakat ineternasional. Ia juga berharap bagi para produsen arak untuk tetap menjaga kualitas jangan sampai ada arak oplosan yang beredar. Karena selain kualitas tidak bagus, juga bisa merusak citra arak tersebut yang mulai digandrungi wisatawan. Para pemangku pariwisata juga dikatakannya akan terus berupaya mempromosikan arak hingga di segala sektor pariwisata.
“Kami juga akan membuat story telling kepada wisatawan tentang pembuatan Arak Bali yang masih meggunakan metode tradisional, bukan modern sehingga bisa menghasilkan arak yang berkualitas,” jelasnya.
Mengenai Hari Arak Bali yang akan dirayakan pada tanggal 29 Januari, Agung Rai mengatakan sektor pariwisata mendukung kebijakan ini. Karena sekaligus akan memberi dampak dengan pariwisata Bali yang sempat terpuruk selama dua tahun. “Kami mendukung Hari Arak Bali, karena tujuannya bukan untuk mabuk-mabukan atau sejenisnya, namun ini merupakan salah satu penghormatan kita kepada leluhur,” pungkasnya. (kmb/balipost)
Credit: Source link