DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah terdeteksi di beberapa kabupaten di Bali. Beruntung hingga kini kasus serupa belum ditemukan di Denpasar, seperti ditegaskan Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Denpasar, I Made Ngurah Sugiri saat dihubungi Minggu (3/4).
Ia mengatakan sementara ini secara klinis belum ditemukan adanya PMK baik pada sapi, kambing, maupun babi. Sugiri mengatakan, untuk langkah antisipasi, pihaknya terus melakukan pengecekan ke seluruh peternak yang ada di Denpasar.
Penyemprotan desinfektan juga terus dilakukan kepada ternak khususnya sapi. “Kami juga sudah membagikan desinfektan kepada peternak di Denpasar, dan kami minta mereka melakukan penyemprotan secara rutin,” katanya.
Selain itu, di masing-masing kecamatan juga sudah menyiagakan petugas. Jika ada tanda-tanda ternak terkena PMK ataupun sakit, peternak diminta untuk menghubungi petugas tersebut.
“Kami sudah standby nomor HP kalau ada peternak yang menemukan sapinya dalam kondisi sakit agar cepat menghubungi petugas di kecamatan tersebut,” katanya.
Sugiri juga meminta kepada peternak agar melakukan lockdown jika ada hewan ternak sakit. “Jangan dipindahkan ke mana-mana kalau sapi, kambing atau babinya sakit. Karena itu berpotensi menyebarluaskan PMK jika mengarah pada PMK,” katanya.
Adapun data hewan ternak di Denpasar yakni sapi sebanyak 4.290 ekor. Secara rinci, Denpasar Selatan (Densel) 1.806 ekor, Denpasar Timur (Dentim) 1.216 ekor, Denpasar Barat (Denbar) 492 ekor, dan Denpasar Utara (Denut) 776 ekor. Untuk kerbau ada dua ekor di Denpasar, kambing atau domba sebanyak 189 ekor.
Sementara populasi babi sebanyak 4.601 ekor. Rinciannya, Densel 866 ekor, Dentim 1.857 ekor, Denbar 1.352 ekor, dan Denut sebanyak 526 ekor. Sedangkan untuk populasi kuda sebanyak 20 ekor yang ada di wilayah Denpasar Selatan. (Asmara Putera/balipost)
Credit: Source link