TABANAN, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 telah berdampak cukup besar terhadap berbagai sektor kehidupan masyarakat, tidak terkecuali terhadap ketahanan ekonomi. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Tabanan, Roemi Liestyowati mengatakan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) harus bisa memanfaatkan peluang dengan berbagai inovasi.
Saat ini, jumlah Bumdes sebanyak 127 dari total 133 desa yang ada. “Kondisi mereka (BUMDes) secara umum masih berjalan, meski tidak maksimal. Dan tentunya untuk bisa bertahan harus inovatif dan beradaptasi melihat peluang usaha yang muncul saat pandemi agar kegiatan ekonomi di desa tetap bergairah,” terangnya, Senin (22/3).
Namun di sisi lain, upaya DPMD melakukan pendampingan untuk perkembangan Bumdes selama ini boleh dikatakan kewalahan. Sebab SDM yang dimiliki terbatas, hanya ada tiga orang staf dan satu tenaga ahli perekonomian desa.
“Dengan keterbatasan yang kami miliki, tetap turun memonitoring melihat potensi luar yang belum tergarap, tidak perlu surat menyurat resmi langsung kita datangi Perbekel. Dan kita tahu perkembangan, ada komunitas unggul tidak harus produk pertanian tapi bisa dalam bentuk kerajinan,” jelasnya.
Yang jelas, ditegaskan Roemi, keberadaan BUMDes tidak boleh mematikan kios-kios kecil. Karena tujuannya menggerakkan perekonomian. Dalam artian BUMDes sebagai distributor di desa.
Diakui Roemi dari hasil evaluasi selama ini dominan kesulitan yang dihadapi adalah profesionalisme manajer dan modal. “Sebenarnya kalau persoalan modal, selama manajer profesional tentu bisa pinjam modal, intinya profesionalisme dan ada niat,” tegasnya. (Puspawati/balipost)
Credit: Source link