JawaPos.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan perekonomian Indonesia saat ini telah berjalan dengan sangat baik. Hal ini terlihat dari pemulihan ekonomi dari pandemi yang terus berlanjut dengan kecepatan tinggi.
Pernyataan ini disampaikan Airlangga pada The CSIS ASEAN Leadership Forum berjudul “Indonesia’s Economic Priorities: A Conversation with Airlangga Hartarto” di Washington D.C, Amerika Serikat (AS), Senin (24/10). “Pertumbuhan PDB Indonesia sebesar lebih 5 persen saat ini telah melampaui pertumbuhan PDB Indonesia pra-pandemi,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Selasa (25/10).
Airlangga menyebut, bahkan pertumbuhan ekonomi di tengah krisis diprediksi terus baik. Dalam rilis laporan World Economic Outlook terbaru pada bulan Oktober 2022, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi untuk Indonesia sebesar 5,3 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi global diperkirakan kembali turun menjadi 3,2 persen.
Selanjutnya, Airlangga juga menjelaskan tentang lesson learned yang diperoleh Indonesia pada masa pandemi. Pertama, dalam situasi ekonomi yang sulit, pendekatan kebijakan harus fleksibel dengan semua instrumen yang harus siap dan memiliki kapasitas maksimal.
Kedua, pada masa pandemi, respons kebijakan kesehatan dan ekonomi harus dilakukan secara bersamaan. Ketiga, menjaga momentum pertumbuhan adalah kunci keberhasilan strategi kebijakan untuk mengatasi pandemi.
Di bawah Komite PC-PEN, lanjutnya, Indonesia menerapkan kebijakan ‘Gas dan Rem’ untuk menyeimbangkan aspek kesehatan (kehidupan) dan aspek ekonomi (penghidupan). Keempat, pentingnya meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatan di dalam negeri.
“Saya percaya bahwa pada masa-masa perlambatan ekonomi adalah kesempatan bagi negara-negara seperti Indonesia untuk melakukan reformasi struktural,” jelasnya.
“Reformasi yang mungkin bisa membutuhkan waktu 70 tahun untuk menyelesaikannya, namun Indonesia bisa melakukannya selama pandemi Covid-19 sehingga ketika pandemi hampir berakhir, kami mulai melakukan restrukturisasi dan reformasi ekonomi,” imbuhnya.
Kemudian dalam kesempatan tersebut, Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia juga memanfaatkan momentum pandemi Covid-19 untuk mengembangkan transformasi digital. Hal ini diwujudkan dengan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dan mengembangkan sistem e-payment menggunakan QR atau dikenal dengan QRIS.
Selain itu, Menko Airlangga juga menekankan bahwa Indonesia berkomitmen untuk turut berperan menghadapi tantangan perubahan iklim global melalui transformasi energi dengan upaya diversifikasi energi dan upaya konservasi energi. Dalam hal ini, Menko Airlangga menekankan pentingnya menjaga stabilitas likuiditas dan nilai tukar.
“Pada bulan Maret 2022, US Federal Reserve telah meluncurkan Foreign and International Monetary Authorities (FIMO), di mana Bank Indonesia telah mendapatkan akses ke FIMO melalui repurchase agreement line senilai USD 60 miliar,” pungkasnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link