YOGYA, KRJOGJA.com – Inflasi DIY 2022 diprakirakan meningkat dibandingkan dengan 2021 akibat permintaan domestik yang menguat seiring pemulihan ekonomi.Ditambah transmisi harga global ke domestik yang terus berlanjut, serta dampak dari penyesuaian harga komoditas yang ditentukan oleh pemerintah.
Karena itu, Bank Indonesia (BI) akan terus mendukung berbagai upaya TPID DIY untuk memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
“Perkembangan harga-harga di DIY mengalami deflasi setelah 10 bulan berturut-turut mengalami inflasi. Pada Agustus 2022 tercatat deflasi di DIY sebesar -0,12% (mtm), menurun dibandingkan bulan Juli yang mengalami inflasi sebesar 0,47% (mtm),” ujar Kepala Perwakilan BI DIY Budiharto Setyawan di Yogyakarta, Jumat (2/9).
Budiharto menyampaikan deflasi terjadi terutama akibat dari meningkatnya pasokan hortikultura khususnya bawang merah dan cabai merah seiring terjadinya musim panen di Agustus. Selain itu, harga komoditas pangan lainnya seperti daging ayam ras dan minyak goreng melanjutkan tren menurun.
“Dengan perkembangan ini, secara tahunan, Inflasi DIY 2022 berada pada level 5,52% (yoy) dan secara akumulatif Januari-Juli sebesar 4,24% (ytd),” katanya.
Menurut kelompok disagregasinya (perhitungan BI), penurunan inflasi terjadi pada kelompok volatile foods. Kelompok volatile foods pada Agustus 2022 tercatat deflasi -2,76% (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi pada Juli 2022 yang tercatat 1,78% (mtm).
“Perkembangan tersebut sejalan dengan deflasi komoditas bawang merah dan cabai yang mengalami penurunan harga. Tekanan inflasi inti terutama bersumber dari kenaikan tarif pendidikan pada masa tahun ajaran baru. Meski demikian, secara tahunan inflasi inti Agustus 2022 mengalami peningkatan dari 3,21% (yoy) di bulan Juli menjadi 3,34% (yoy),” terangnya.
Lebih lanjut, Budiharto menyatakan tekanan inflasi cukup tinggi masih terjadi pada kelompok administered prices 0,77% (mtm). Tekanan inflasi berasal dari kenaikan tarif angkutan udara dan biaya pendidikan. Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 9,84% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 8,88% (yoy). (Ira)
Credit: Source link