JawaPos.com – Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono menghadiri Silaturahmi Industri Hijau, di kawasan Cikupa, Tangerang, Banten. Dalam pertemuan ini dibahas masalah sampah plastik yang tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, pengembangan plastik berbahan singkong bisa menjadi salah satu solusi.
“Walaupun sampah plastik bisa terurai setelah puluhan hingga ratusan tahun, tetapi tidak akan benar-benar hilang karena berubah menjadi mikroplastik, partikel kecil yang tidak terlihat mata dan akan berakhir di paru-paru kita,” kata Diaz, Selasa (18/10).
Acara Silaturahmi Industri Hijau ini juga dihadiri oleh Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama, Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI-AD (PPAD) Letjen TNI (purn) Doni Monardo, Menteri BUMN periode 2011-2014 Dahlan Iskan, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kemenperin Doddy Rahadi, dan para pelaku industri hijau di tanah air.
“Indonesia telah menjadi negara ke-2 terbesar di dunia dalam mencemari lautan dengan sampah plastik. Saya sangat sepakat dan mendukung pernyataan Pak Tommy (CEO Greenhope, red), bahwa tidak ada solusi tunggal untuk permasalahan sampah plastik. Hal yang seharusnya kita dorong adalah kolaborasi dan sinergi seluruh pemangku kepentingan,” imbuh Diaz.
Menanggapi sampah plastik di lautan, Diaz turut menggaris bawahi bahayanya dalam ukuran micro. Sampah plastik yang berakhir di lautan kemudian dikonsumsi oleh ikan, pada akhirnya ikan tersebut akan terhidang di meja makan dan menjadi menu harian manusia.
Manusia rata-rata dalam seminggu mengonsumsi mikroplastik sebesar ukuran kartu kredit. Bahkan yang lebih memprihatinkan, penelitian telah menemukan mikroplastik di dalam plasenta bayi yang baru dilahirkan.
Dalam acara tersebut, disampaikan bahwa aksi 3R (reduce, reuse, recycle) akan terus dijalankan, sementara R ke-4 adalah return to earth, harus terus dikembangkan. Termasuk salah satunya seperti yang dilakukan oleh Greenhope, yaitu pengembangan produk plastik berbahan baku singkong.
Produk ini telah mendapatkan paten di berbagai negara, termasuk di Amerika dan Singapura. Juga telah digunakan sebagai kemasan di berbagai produk komoditas pangan yang diekspor ke berbagai negara di Eropa.
“Indonesia berkesempatan emas menjadi yang terdepan di bidang ini,” tutup CEO Greenhope Tommy Tjiptadjaja.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Sabik Aji Taufan
Credit: Source link