Dilansir laman Electrek, Sabtu, saham Arcimoto yang sempat menyentuh titik terendah pada awal pandemi COVID-19, kini melesat hingga 1.658 persen dalam 12 bulan terakhir.
Arcimoto kini menjadi sorotan para investor otomotif dengan kapitaliasai perusahaan mencapai 1,23 miliar dolar AS. Salah satu investor AS, Ross Gerber, bahkan menyebut Arcimoto yang memiliki pabrik di Oregon (AS) sebagai “Tesla versi lite”.
Baca juga: Terima proposal Tesla, pemerintah gelar pertemuan lanjutan pekan depan
Baca juga: Mobil listrik Microlino memasuki tahap produksi
Namun bukan sedan atau mobil sport listrik yang menjadi fokus Arcimoto, melainkan kendaraan listrik roda tiga dengan opsi dua penumpang layaknya berboncengan sepeda motor.
Arcimoto menyebut kendaraan mereka adalah FUV (fun ultility vehicle) yang bisa melaju 120km/jam dengan daya jelajah 160 kilometer saat baterai terisi penuh.
Harganya dianggap terjangkau untuk konsumen AS, 18.000 dolar AS (Rp251 juta), dan harga itu bisa lebih murah apabila mereka bisa memproduksi massal kendaraannya, menjadi 12.000 dolar AS (Rp167 juta).
Arcimoto baru membuat 150 kendaraan, namun mereka ingin mencetak 50.000 unit kendaraan dalam dua tahun ke depan. Salah satu caranya adalah membangun pabrik baru dengan kapasitas lebih besar.
Menurut rencana, perusahaan berstatus “unicorn” itu akan merilis beberapa model roda tiga, salah satunya tipe roadster tanpa atap dan beberapa model guna keperluan pengiriman barang serta armada cepat tanggap, misalnya pemadam kebakaran yang bisa lebih cepat menembus lokasi karena ukuran Arcimoto yang jauh lebih kecil daripada mobil biasa.
Baca juga: Tesla diminta untuk “recall” 12.300 SUV Model X
Baca juga: Regulator China ingatkan Tesla soal baterai terbakar
Baca juga: Tesla diperkirakan rilis hatchback listrik Model 2 di akhir 2021
Pewarta: A069
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Credit: Source link