JawaPos.com – Pasien Covid-19 di Jakarta dikabarkan sulit mendapatkan ruang ICU dan isolasi karena makin terbatas. Hanya saja, pemerintah menegaskan kapasitas masih mencukupi. Jumlah tenaga medis juga diklaim masih aman.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengaku sudah mengecek langsung dengan melakukam pengamatan dan sidak di lapangan per 13 September pukul 14.00 WIB. Dia menegaskan bahwa DKI Jakarta masih mampu melakukan perawatan pasien.
“Untuk pasien gejala sedang masih terdapat ruang isolasi kosong 1.888 dari 4.701 bed yang ada. Dan akan ditambah 1.022 bed sehingga jadi 5.293 bed,” katanya dalam konferensi pers, Senin (14/9).
Sedangkan untuk pasien gejala berat yang memerlukan ICU, menurutnya ada ruang ICU yang kosong masih tersisa 115 dari 584 bed yang ada. Dan dalam beberapa hari ke depan ditambah 138 sehingga total menjadi 722 tempat tidur.
“Total relawan tenaga kesehatan yang sudah ditempatkan 16.286 orang tersebar di RS khusus Covid-19 dan laboratorium sarana kesehatan untuk melayani terkait Covid-19. Dan masih ada 3.500 dokter internship, 800 tenaga nusantara sehat, tenaga relawan 685 termasuk ada dokter spesialis paru, anastesi, penyakit dalam, perawat, dokter umum yang siap untuk membantu bila ada penambahan tenaga yang dibutuhkan,” papar Terawan.
Hal senada diungkap anggota Juru Bicara Satgas Covid-19 Dokter Reisa Broto Asmoro. Dia menyebutkan kasus Covid-19aktif terbanyak paling tinggi terjadi di DKI Jakarta dengan 11.436 kasus aktif yang juga mengalami penurunan dari hari sebelumnya 12.078 kasus. Kedua di Jawa Barat 6.443 yang mengalami kenaikan dari hari sebelumnya 6.404. Ketiga di Jawa Tengah dengan kasus aktif 5.439 dan ini menurun dari hari sebelumnya 5.518.
“Memang jumlah kasus aktif sangan fluktuatif. Tapi data hari ini dapat dikatakan bahwa rata-rata jumlah kasus aktif di Indonesia banyak yang menurun,” katanya.
Dokter Reisa mengklaim berdasarkan informasi Kemenkes, Bed Occupation Rate atau BOR atau ketersediaan tempat tidur di Indonesia dalam kondisi aman. Bahkan dinilai masih mencukupi untuk mengantisipasi lonjakan.
“Dapat mengantisipasi jika terjadi lonjakan 20 persen sesuai ketentuan WHO. Tapi tentu kita tak harapkan ruang rumah sakit ini terisi,” ungkap Reisa.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Edy Pramana
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link