DENPASAR, BALIPOST.com – Pada minggu ini, kasus positif masih mengalami peningkatan dan pasien sembuh menunjukkan tren penurunan. Kondisi ini menjadi perhatian Satgas Penanganan COVID-19 Nasional yang diutarakan Juru Bicara Pemerintah dalam Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, dalam keterangan pers yang disiarkan virtual di kanal YouTube BNPB Indonesia, Kamis (25/2).
Ia mengatakan seharusnya perkembangan kasus positif dapat terus ditekan dan kesembuhan dapat terus ditingkatkan. Ia memohon kepada pemerintah yang masih mencatatkan kasus positif yang masih tinggi dan provinsi yang belum mencatatkan angka kesembuhan tinggi agar terus meningkatkan upaya penanganan COVID-19 melalui upaya 3T (tracing, testing, dan treatment) dan masyarakatnya menerapkan protokol 3 M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak).
Ia mengatakan penerapan PPKM Mikro di Jawa dan Bali diharapkan bisa memfokuskan penanganan di level terkecil sehingga bisa memperoleh dampak yang lebih baik. Ia pun mengupas bahwa kasus aktif nasional kini mencapai 12 persen dari total kasus COVID-19. Ada 6 zona mulai hijau tua, hijau kekuningan, kuning, orange, orange mengarah ke merah, dan merah untuk mengelompokkan kabupaten/kota ini dilihat dari jumlah kasus aktifnya, baik yang menjalani perawatan atau isolasi.
Dari data yang dipaparkannya, zona hijau terang yang mewakili tidak adanya kasus aktif, sudah dialami 28 kabupaten/kota (5,3 persen). Sedangkan hijau kekuningan yang mewakili hingga 10 kasus aktif ada 68 kabupaten/kota (11,1 persen).
Sementara itu, zona kuning dengan kasus aktif 10-50 orang masih ada di 123 kabupaten/kota (23,0 persen). Sebanyak 69 kabupaten/kota (13,6 persen) ada di zona orange yang mewakili pengelompokkan kasus aktif 51-100 orang. Sedangkan 161 kabupaten/kota (33,1) ada di zona orange mengarah ke merah yang mewakili kelompok 101 hingga 1.000 kasus. Terparah, zona merah dengan kasus di atas 1.000 adalah 65 kabupaten/kota (14,0 persen).
Wiku pun menyebutkan 10 besar zona merah ini. Dua diantaranya ada di Bali, yaitu Denpasar di urutan ketiga dengan 6.210 dan Badung di urutan kesembilan dengan 3.516. Sedangkan Surakarta menduduki posisi tertinggi dengan jumlah 7.354 kasus aktif. “Untuk itu perlu dipahami, meskipun kasus aktif di tingkat nasional jumlahnya semakin menurun, masih terdapat kabupaten/kota yang memiliki kasus aktif tinggi,” tegasnya.
Ini, lanjutnya, dibutuhkan gotong royong dan saling bahu membahu antara seluruh unsur yang terlibat agar dapat mengefektifkan penanganan. “Dimohon semua kabupaten/kota, utamanya 65 kabupaten/kota yang masih memiliki kasus aktif di atas 1.000 untuk betul-betul menekan kasus aktif tersebut,” ujarnya.
Ia mengatakan kasus aktif dapat ditekan dengan mempercepat kesembuhan dan menghindari kasus kematian pada COVID-19. Yang tidak kalah pentingnya, terus mengedepankan disiplin protokol kesehatan agar penambahan kasus dapat dicegah dan tidak semakin menambah jumlah kasus aktif yang sudah ada. (Diah Dewi/balipost)
Credit: Source link