Presiden Joko Widodo dan Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.
Jakarta, jurnas.com – Presiden Joko Widodo meminta agar pengembangan infrastruktur dan sektor transportasi berdampak pada percepatan konektivitas guna mendukung industri, pariwisata dan logistik.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo ketika memperkenalkan jajaran Menteri dalam Kabinet Indonesia Maju 2019 – 2024 di Istana Negara.
Adapun Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Presiden juga ingin pengembangan dan pembangunan infrastruktur transportasi dilakukan berdasarkan prioritas, harus fokus dan terarah.
“Presiden mengarahkan agar memperluas konektivitas. Harus dipilih yang prioritas, infrastruktur apa yang dibangun dan lokasi di mana, lalu fokus,” ujar Menhub.
Mendukung komitmen Pemerintah tersebut, PT Angkasa Pura II (Persero) bersepakat untuk melakukan pengembangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan pintu gerbang utama di Indonesia, sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Isu penting lanjutan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta setelah selesainya Runway ke-3 adalah mengenai kapasitas terminal penumpang. Oleh karena itu Angkasa Pura II tengah mempersiapkan pembangunan Terminal 4 di Bandara Soekarno-Hatta.
Terminal 4 juga merupakan proyek yang dampaknya cukup vital bagi pengembangan konektivitas transportasi udara nasional dan daya saing Indonesia.
President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan desain Terminal 4 sudah ditetapkan saat ini dan pembangunan akan dilakukan dalam 3 tahun atau dimulai pada 2021 hingga 2024.
“Nantinya pada 2024, Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan Terminal 1, 2, 3, dan 4 akan memiliki kapasitas mencapai 100 juta penumpang per tahun.”
Melalui Terminal 4, Angkasa Pura II akan mendorong lebih banyak konektivitas penerbangan dari dan ke Indonesia.
“Target kami adalah meningkatkan rute internasional di Soekarno-Hatta sehingga mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara ke Jakarta atau melanjutkan penerbangan ke destinasi lain di Indonesia. Kami ingin mewujudkan passenger connectivity dan tourism connectivity,” jelas Muhammad Awaluddin.
Tourism connectivity, jelas Muhammad Awaluddin, juga terwujud dengan adanya low cost carrier terminal (LCCT) di Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
“Bandara Angkasa Pura II lainnya juga siap mendukung pariwisata Indonesia seperti misalnya Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tanjung Pinang, Bandara Silangit di dekat kawasan Danau Toba, Bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung, serta Bandara Banyuwangi.”
“Bandara-bandara di bawah pengelolaan Angkasa Pura II akan berupaya meningkatkan kinerja dan memperluas konektivitas penerbangan agar target nasional 20 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia pada 2020 bisa terwujud,” jelas Muhammad Awaluddin.
Angkasa Pura II saat ini mengelola 19 bandara dengan total kapasitas terminal di seluruh bandara itu dapat menampung 86,15 juta penumpang per tahun. Saat ini Angkasa Pura II telah memiliki rencana pengembangan dan pembangunan terminal baru di sejumlah bandara sehingga nantinya total kapasitas terminal dapat mencapai sekitar 178 juta penumpang per tahun.
Adapun Menhub juga menuturkan bahwa Presiden Joko Widodo ingin agar sektor transportasi juga dapat mendukung kelancaran arus logistik.
Terkait dengan hal tersebut, Angkasa Pura II akan memastikan terwujudnya cargo connectivity melalui pengembangan cargo village di Soekarno-Hatta.
Kawasan cargo village di Soekarno-Hatta ini diproyeksikan akan menangani sekitar 1,5 juta ton kargo setiap tahunnya.
“Cargo village Soekarno-Hatta akan menjadi pusat pengelolaan kargo udara terbesar dan terintegrasi pertama di Indonesia, salah satunya didorong tumbuhnya bisnis e-commerce di dalam negeri.”
Adapun pembangunan kawasan cargo village Soekarno-Hatta ditargetkan tuntas pada 2020.
TAGS : Angkasa Pura II Bandara Soekarno-Hatta
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin