JawaPos.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,72 persen pada kuartal III/2022 secara tahunan atau Year-on-Year (YoY). Angka tersebut meningkat 1,81 persen dibandingkan dengan kuartal II/2022.
Terkait itu, Ekonom dan Co-Founder & Dewan Pakar Institute of Social, Economic and Digital (ISED), Ryan Kiryanto mengatakan, angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2022 diluar ekspektasi dan konsensus para ekonom yang memperkirakan sebesar 5 persen YoY sebagai skenario optimis.
“Ternyata realisasinya melampaui ekspektasi dan konsensus, dimana Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III/2022 tumbuh 5,72 persen YoY sesuai rilis BPS,” kata Ryan Kiryanto dalam rilisnya dikutip Selasa (8/11).
Ryan menjelaskan ekonomi RI yang tumbuh berkat masih kuatnya konsumsi rumah tangga domestik yg tumbuh di atas 5 persen, yakni 5,39 persen sebagai penopang utama pertumbuhan PDB. Yang menarik, kata Ryan, kontribusi konsumsi rumah tangga, meskipun tetap dominan, namun merosot dari biasanya berkisar 55-57 persen, sekarang hanya 50,38 persen.
“Namun demikian, penurunan kontribusi konsumsi rumah tangga secara persentase tersebut lantaran meningkatnya kontribusi pembentukan modal tetap bruto (PMTB) investasi langsung yang cukup signifikan,” jelas Ryan.
Lebih lanjut, Ryan Kiryanto memaparkan pertumbuhan impor secara persentase melampaui pertumbuhan ekspor ke depannya harus diwaspadai di tengah menguatnya dolar AS. Meskipun, kata dia, secara netto dari ekspor dan impor mampu mencatatkan surplus secara berkesinambungan.
Di lain sisi, secara spasial atau kewilayahan, pertumbuhan PDRB Sumatera yang di bawah PDB nasional juga patut dicermati lantaran kontribusi sektor perkebunan dan pertambangan di kawasan itu masih tetap dominan. Namun, ia mengaku turut bergembira atas PDRB Bali yang sudah di atas 6 persen.
“PDRB Bali yang sudah di atas 6 persen atau di atas PDB nasional menggembirakan sebagai dampak meningkatnya aktivitas bisnis dan sosial di Bali yang juga didukung oleh mulai pulihnya kunjungan turis asing dan domestik,” lanjutnya.
Ryan mengatakan, semua sektor ekonomi atau lapangan usaha tumbuh positif, terutama sektor utama ekonomi yaitu pertanian, industri, dan perdagangan, dengan subsektor akomodasi, makanan dan minuman tumbu paling signifikan.
Menurutnya, semua ini merupakan dampak pelonggaran prokes yang mendorong lonjakan mobilitas orang dan barang lintaskota, lintasprovinsi dan lintaspulau. Ini mengkonfirmasi indeks keyakinan konsumen dan dunia usaha serta indeks PMI manufaktur yang ada di zona ekspansi.
Ryan menyebut, hanya sektor kesehatan yang tumbuh kontraksi seiring melandainya kasus Covid dan meningkatnya persentase populasi yang divaksin. Alhasil, selama tiga kuartal di tahun ini PDB tahunan konsisten tumbuh di atas 5 persen yang membuat optimisme bahwa PDB Indonesia 2022 FY akan tumbuh 5,3-5,4 persen YoY di mana outlook PDB kuartal IV/2022 berkisar 5,3-5,5 persen YoY.
“Capaian kinerja ekonomi yang baik, resilien dan berkelanjutan itu merupakan resultan atau hasil dari kebijakan ekonomi, fiskal dan moneter yang harmonis, sinergis dan antisipatif (preemptive),” pungkas Ryan Kiryanto.
Editor : Edy Pramana
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link