JawaPos.com – Ketika perekonomian nasional diprediksi terkontraksi pada kuartal ketiga, tidak demikian Jawa Timur (Jatim). Prediksinya, provinsi yang beribu kota di Surabaya itu pulih lebih cepat. Faktor penopangnya adalah manufaktur dan perdagangan.
Pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga Wisnu Wibowo yakin perekonomian Jatim pada kuartal ketiga membaik. Meski, pertumbuhannya diperkirakan masih negatif. Yakni, minus 0,55 persen. Tapi, angka itu lebih baik daripada capaian pada kuartal kedua yang tercatat minus 5,9 persen.
“Perbaikan ini dipicu mulai bergeraknya sektor manufaktur, perdagangan, penyediaan akomodasi, dan mamin (makanan dan minuman),” jelas Wisnu Minggu (6/9).
Namun, sektor-sektor utama tersebut memang belum dapat dikatakan pulih sepenuhnya. Pasalnya, kontraksi pada kuartal sebelumnya sangatlah dalam.
Sektor administrasi pemerintahan dan pertahanan merupakan salah satu yang akan tumbuh secara solid positif pada kuartal ketiga. Itu seiring dengan masifnya skema penyaluran dana stimulus pemerintah pusat dan daerah dalam penanganan dampak Covid-19.
Jika upaya perbaikan ekonomi dan optimisme pelaku bisnis dapat dijaga dan ditingkatkan, pada kuartal keempat pertumbuhannya akan positif. Setidaknya pada kisaran 1,4 persen.
“Meski demikian, jika tidak ada kebijakan serta strategi yang luar biasa, sepanjang 2020 pertumbuhan ekonomi Jatim diperkirakan masih negatif pada kisaran 1–2 persen,” ungkap Wisnu.
Credit: Source link