JawaPos.com – Sinyal pemulihan ekonomi nasional menguat tahun ini. Salah satu indikatornya adalah kinerja ekspor yang membaik. Hal tersebut langsung memicu perbaikan ekonomi dalam negeri dan belanja fiskal.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa ekspor Indonesia per Maret lalu mencapai USD 18,35 miliar (sekitar Rp 266,25 triliun). Raihan itu tercatat naik 30,74 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian kita mampu untuk terus meningkatkan produk-produk nonmigas yang bisa menembus pasar dunia,” ujarnya kemarin (20/4).
Raihan itu juga membuat neraca perdagangan Maret 2021 surplus sebesar USD 1,57 miliar atau setara dengan Rp 22,7 triliun. Jumlah itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Ketika itu, capaian surplusnya berkisar USD 570 juta (sekitar Rp 8,26 triliun).
Ani, sapaan Sri Mulyani, mengatakan bahwa kinerja ekspor yang baik itu adalah wujud keberhasilan ekosistem ekspor nasional. Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), menurut dia, juga punya peran penting dalam meningkatkan ekspor.
Lebih lanjut, mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut menjelaskan bahwa kinerja ekspor yang membaik itu bukan hanya kerja keras satu pihak. Selain pemerintah, private sector berperan penting.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : (dee/han/c7/hep)
Credit: Source link