JawaPos.com – Kabar duka datang dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF). Salah satu seniornya, Enny Sri Hartati meninggal dunia pada Kamis (1/7) pukul 19.55 WIB, di RSI Pondok Kopi akibat terpapar Covid-19.
Ungkapan duka datang dari salah satu ekonom senior Faisal Basri yang merupakan mentornya di lembaga riset INDEF. Faisal mengatakan, dirinya sudah mengenal Enny sejak perempuan kelahiran Karanganyar itu masih menjadi mahasiswa. Pertemuannya berawal dari sebuah wawancara untuk majalah kampusnya hingga acara seminar di Semarang.
“Saya mengenal almarhumah sudah puluhan tahun sejak almarhumah mahasiswa. Ia wartawan dan pengasuh majalah kampus, kalau tak salah namanya Edent(s). Dia mewawancarai saya seputar ekonomi. Sangat panjang wawancaranya. Kesan pertama saya mahasiswi ini cerdas, pertanyaan-pertanyaannya tajam. Berlanjut kampusnya mengundang saya seminar di semarang. Perjumpaan-perjumpaan berlanjut tapi lebih sering diskusi,” ujarnya saat dihubungi oleh JawaPos.com, Jumat (2/6).
Ringkas cerita, lanjutnya, Enny magang di INDEF hingga menjadi nakhoda lembaga tersebut. Menurutnya, Enny berhasil menjadi sosok yang menumbuhkembangkan INDEF. Tangan dingin seorang Enny membuat INDEF mendapatkan kepercayaan di berbagai instansi pemerintah maupun swasta, juga dari lembaga donor.
“Kami yang lebih tua mempercayakan kepadanya selayaknya nakhoda. Kepercayaan itu dia jadikan awal untuk membangun INDEF. Di tangan almarhumah, INDEF beroleh kepercayaan dari berbagai instansi pemerintah, juga swasta. Juga dari lembaga donor,” ungkapnya.
Bahkan, kata Faisal, di masa kepemimpinannya, lembaga tersebut akhirnya dapat membeli kantor sendiri di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan, hingga punya kantor juga di gedung ITS Tower yang berlokasi di jalan raya Pasar Minggu. “Berakhirlah masa INDEF pindah-pindah kantor,” imbuhnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link