Wednesday, April 21, 2021
Andalan News - Situs Andalan untuk informasi berita terkini, terbaru, teraktual dan viral
  • Home
  • News
  • International News
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Automotive
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • International News
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Automotive
No Result
View All Result
Andalan News - Situs Andalan untuk informasi berita terkini, terbaru, teraktual dan viral
No Result
View All Result

Eropa Masih Terlalu Lembek Terhadap Erdogan

August 19, 2020
in News
4 min read
2
SHARES
8
VIEWS
ShareShareShareShareShare
Eropa Masih Terlalu Lembek Terhadap Erdogan

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (Foto: Murat Kaynak / Anadolu)

London, Jurnas.com – Banyak keresahan yang muncul dalam beberapa hari terakhir atas kediktatoran elektif yang dilakukan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, dan upayanya yang curang untuk mengamankan masa jabatan keenam sebagai presiden.

“Kami mengecam dan menolak hasil pemilu di Belarusia Minggu lalu, karena tidak bebas atau adil,” kata Josep Borrell, kepala urusan luar negeri Uni Eropa.

Namun kemarahan Eropa dan ancaman sanksi tampaknya kurang didengarkan. Reformasi demokrasi di Belarus, negara yang dipengaruhi oleh Rusia, bukanlah prioritas UE.

Menurut laman The Guardian, pada Minggu (16/8) kritik keras Eropa terhadap Lukashenko sangat kontras dengan keengganan mereka secara terbuka mengecam kediktatoran elektif lainnya yang dilakukan oleh pemimpin Turki, Recep Tayyip Erdoğan.

Turki adalah anggota NATO, mitra dagang utama UE, penjaga gerbang perbatasan, dan aktor berpengaruh di Suriah dan Timur Tengah.

Baca juga.. :

  • Pejabat Tinggi Iran Puji Langkah Turki Ubah Status Hagia Sophia
  • Ancam Presiden Erdogan, Haftar: Pergi atau Hadapi Peluru Kami
  • Jerman Belum Terima Rusia Kembali Masuk G7

Tidak seperti Belarusia, Turki memiliki kepentingan strategis yang nyata. Hal itu dinilai menjelaskan keheningan dari banyak pemerintah, termasuk Inggris.

Namun demikian, ada satu kesamaan yang terlihat dari kebijakan Uni Eropa terhadap Belarusia, yakni hanya ada sedikit tanda-tanda tindakan bersama untuk mengekang ekses Erdoğan.

Siapa pun yang meragukan predikat diktator tidak perlu melihat lebih jauh dari undang-undang media sosial baru yang represif dari Turki, yang mereplikasi pengusirannya terhadap media independen tradisional.

“Undang-undang tersebut akan meningkatkan penyensoran online. Otokrasi sedang dibangun dengan membungkam semua suara kritis,” kata Tom Porteous dari Human Rights Watch.

Dalam pendekatannya ke Turki, Presiden Prancis Emmanuel Macron merupakan pengecualian dari aturan Eropa. Marcon pada Juni lalu marah ketika kapal perang Turki, yang dicurigai menyelundupkan senjata ke Libya, yang kemudian dicegat oleh fregat Prancis dan memaksa kapal perang tersebut untuk mundur.

Prancis juga geram dengan operasi eksplorasi minyak dan gas Turki yang meluas di perairan teritorial Yunani. Macron kemudian mengirim bala bantuan angkatan laut ke Mediterania timur minggu lalu dan meminta Erdogan untuk mundur.

Baik Yunani dan Turki telah memobilisasi angkatan laut dan udara mereka. Turki mengklaim hukum internasional saat ini yang mengatur simpanan energi landas kontinen secara tidak adil. Sementara Yunani mengatakan wilayahnya sedang diserang.

Meski keduanya mengaku lebih memilih dialog daripada konfrontasi militer. Tetapi pada Kamis pekan lalu, saat Ankara bersumpah untuk mempertahankan hak dan kepentingan, dan Athena memperingatkan tentang meningkatnya bahaya insiden militer, dua kapal milik Yunani dan Turki bertabrakan.

Krisis yang meningkat, yang juga menyentuh Siprus, Israel dan Mesir, memprovokasi kesibukan kegiatan diplomatik yang dinilai telat minggu lalu. Dewan urusan luar negeri Uni Eropa bertemu dalam sesi luar biasa. Kanselir Jerman, Angela Merkel, menghubungi Erdogan seperti yang dia lakukan di krisis sebelumnya, mencoba untuk membujuknya. Sedangkan Athena berupaya mencari dukungan ke AS.

Ketegangan antara Yunani dan Turki bukanlah hal baru. Tetapi intensifikasi yang mendadak dan provokatif dari perselisihan yang telah berlangsung lama ini merupakan hal yang disengaja.

Salah seorang pengamat Timur Tengah, Yavuz Baydar mempertanyakan motivasi apa yang ingin dicapai oleh presiden Turki. “Ini karena Erdogan merasa tidak aman, sedang dilanda krisis ekonomi, pandemi, dan nilai mata uang yang turun, serta ingin memperkuat reputasinya yang dominan sebagai pemimpin yang kuat dan panglima tertinggi yang menjunjung kehormatan Turki dan tempat yang layak di percaturan dunia,” katanya.

“Dia perlu mereproduksi citra petualangnya setiap hari,” tulis Baydar.

Kedua, menurutnya, Erdoğan ingin memastikan posisi Turki di Laut Aegea, Mediterania timur, Suriah dan Libya serta mengantisipasi perubahan pemerintahan di Washington. Itu karena Joe Biden dinilai bisa mengubah kebijakan Amerika di kawasan tersebut.

Bagaimanapun, masalah Erdogan di Eropa terus bertambah buruk sejak ia selamat dari plot kudeta 2016. Represi tanpa pandang bulu di dalam negeri, yang melibatkan pemenjaraan puluhan ribu lawan yang nyata dan imajiner, telah diimbangi dengan destabilisasi, petualangan kebangkitan Utsmaniyah di luar negeri.

Ditambah dengan nasionalisme yang didorong oleh keyakinan, Erdogan telah melipatgandakan perannya sebagai `pengganggu` di lingkungan sekitar. Pada hari Selasa, misalnya, serangan pesawat tak berawak Turki yang dilaporkan di Irak mendapat kecaman dari Baghdad. Insiden tersebut menyusul peluncuran kampanye opsi militer Turki pada bulan Juni terhadap separatis Kurdi yang berbasis di Irak.

Di bawah arahan Erdoğan, Turki telah terjun langsung ke dalam perang proksi Libya, berpihak pada kelompok Islamis melawan Mesir, UEA dan Arab Saudi. Sebagian tentang minyak dan bukan tentang kesejahteraan rakyat Libya.

Dengan membuka perbatasan Turki dengan UE untuk pengungsi Suriah pada Februari lalu, Erdogan dengan tegas mengingatkan Eropa bahwa dia sepenuhnya siap menggunakan pengungsi sebagai senjata politik.

Turki juga terus mengerahkan ribuan pasukan jauh di dalam Suriah utara. Seolah-olah mereka adalah penjaga perdamaian, dalam kenyataannya adalah sebaliknya.

Erdoğan mempertahankan keadaan perselisihan yang konstan dengan Israel, sebagian dengan mendukung Hamas. Dia mengecam hubungan UEA-Israel sebagai pengkhianatan terhadap Palestina.

Langkah pembelian rudal permukaan-ke-udara S-400 oleh Turki, telah membuat anggota NATO bertanya apakah ia dapat dipercaya. Fakta bahwa Trump, yang selalu ingin menyenangkan Vladimir Putin, gagal mendesak Turki untuk membatalkan kesepakatan tidak akan mencegahnya menjadi poin perdebatan utama jika Biden menang.

Pemimpin Eropa harus menyadari bahwa masalah Erdoğan tidak dapat diabaikan, dihindari, atau diremehkan tanpa batas waktu dengan harapan dia pada akhirnya terseingkir. Turki dinilai menjadi prospek gangguan yang sangat nyata, langsung dan berbahaya terhadap Eropa.

TAGS : Recep Tayyip Erdogan Uni Eropa

ADVERTISEMENT

This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin

Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/77345/Eropa-Masih-Terlalu-Lembek-Terhadap-Erdogan/

Share1Tweet1SendSharePin
Previous Post

Kejam, Tersangka Aborsi Musnahkan Janin dengan Cairan Asam Sulfat

Next Post

Karpet Asal Iran Bernilai Hingga Miliaran, Simak Cara Merawatnya

Related Posts

Paul Zhang Minta Penista Agama Minoritas Lain Juga Diproses Hukum
News

Paul Zhang Minta Penista Agama Minoritas Lain Juga Diproses Hukum

April 20, 2021
Disunahkan Buka Puasa dengan Makanan yang Matang Namun Tak Dimasak
News

Disunahkan Buka Puasa dengan Makanan yang Matang Namun Tak Dimasak

April 20, 2021
Kemenkes Sebut Puluhan Juta Vaksin AstraZeneca Tiba pada Kuartal I
News

Jangan Sampai Seperti India, Pemerintah Ambil Langkah Antisipatif

April 20, 2021
Next Post
Karpet Asal Iran Bernilai Hingga Miliaran, Simak Cara Merawatnya

Karpet Asal Iran Bernilai Hingga Miliaran, Simak Cara Merawatnya

Dewas KPK Gelar Sidang Etik Pekan Depan, Termasuk Firli Bahuri

Helikopter Percepat Evakuasi Pasien Covid-19, 2 Perusahaan Kolaborasi

Helikopter Percepat Evakuasi Pasien Covid-19, 2 Perusahaan Kolaborasi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Subaru akan tutup pabrik sementara karena kekurangan chip

Subaru akan hentikan produksi di Indiana karena kelangkaan chip

14 hours ago
Deretan mobil listrik yang mejeng di IIMS 2021

Deretan mobil listrik yang mejeng di IIMS 2021

4 days ago
Pembangunan Jalan Lingkar Selatan di Badung Terus Dimatangkan

Tak Lagi Bisa Andalkan Pariwisata, Ini Cara Badung Bertahan di Tengah Pandemi

2 days ago
CINAF Bagi Dividen Rp22,84 Miliar – KRJOGJA

BI DIY Dorong Perbankan Genjot Penyaluran Kredit – KRJOGJA

2 days ago
Penjualan mobil baru melesat 72,6 persen berkat PPnBM

Penjualan mobil baru melesat 72,6 persen berkat PPnBM

6 days ago
Sisi Menarik 5 Zodiak Ini Seolah Jadi Magnet Untuk Dapatkan Cinta

Terlalu Dominan dan Egois, Berteman dengan 4 Zodiak Ini Bikin Kesal

23 hours ago
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT

Highlights

Paul Zhang Minta Penista Agama Minoritas Lain Juga Diproses Hukum

Disunahkan Buka Puasa dengan Makanan yang Matang Namun Tak Dimasak

Jangan Sampai Seperti India, Pemerintah Ambil Langkah Antisipatif

Setelah Terjadi Penembakan oleh KKB, Beoga Kini Kembali Menggeliat

Kasus Jiwasraya-Asabri jadi Momentum Pengesahan RUU Perampasan Aset

Subaru akan hentikan produksi di Indiana karena kelangkaan chip

Trending

UBL kembali uji kemampuan BL-SEVO1 di Sirkuit Sentul
Automotive

UBL kembali uji kemampuan BL-SEVO1 di Sirkuit Sentul

April 21, 2021

Jakarta (ANTARA) - Kendaraan roda dua listrik buatan mahasiswa Universitas Budi Luhur (UBL) kembali diuji coba di...

JNE Berikan Promo Berlimpah Ramadan 2021 – KRJOGJA

JNE Berikan Promo Berlimpah Ramadan 2021 – KRJOGJA

April 20, 2021
Cari kendaraan baru? Simak daftar promo di IIMS Hybrid 2021

Cari kendaraan baru? Simak daftar promo di IIMS Hybrid 2021

April 20, 2021
Paul Zhang Minta Penista Agama Minoritas Lain Juga Diproses Hukum

Paul Zhang Minta Penista Agama Minoritas Lain Juga Diproses Hukum

April 20, 2021
Disunahkan Buka Puasa dengan Makanan yang Matang Namun Tak Dimasak

Disunahkan Buka Puasa dengan Makanan yang Matang Namun Tak Dimasak

April 20, 2021
Andalan News – Situs Andalan untuk informasi berita terkini, terbaru, teraktual dan viral

This is an online news portal that aims to share latest Indonesia news, international news, tech, entertainment, lifestyle and automotive. Feel free to get in touch with us!

Recent News

  • UBL kembali uji kemampuan BL-SEVO1 di Sirkuit Sentul
  • JNE Berikan Promo Berlimpah Ramadan 2021 – KRJOGJA
  • Cari kendaraan baru? Simak daftar promo di IIMS Hybrid 2021
  • Paul Zhang Minta Penista Agama Minoritas Lain Juga Diproses Hukum
  • Disunahkan Buka Puasa dengan Makanan yang Matang Namun Tak Dimasak

Subscribe Now

Loading
  • Contact Us
  • Privacy Policy

© 2020 andalannews.com - All rights reserved!

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • International News
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Automotive

© 2020 andalannews.com - All rights reserved!