JawaPos.com – Tim search and rescue (SAR) berhasil mengumpulkan 324 kantong jenazah pada hari ke-11 proses evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1) lalu. Terdapat penambahan 14 kantong jenazah yang dibawa tim SAR dari perairan Kepulauan Seribu.
“Hasil operasi pencarian dan pertolongan untuk hari kesebelas, SAR gabungan telah melaksanakan penyelaman dengan hasil mendapatkan 14 kantong bagian tubuh atau body part, tiga kantong serpihan kecil badan pesawat, sementara potongan besar nihil,” kata Direktur Operasi Basarnas Brigjen Rasman di Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (19/1).
Selain bagian tubuh, tim SAR gabungan juga berhasil mendapatkan tiga kantong berisikan puing-puing pesawat dalam ukuran kecil. Rasman mengakui hasil pencarian tim SAR pada hari kesebelas ini kurang maksimal, karena terkendala cuaca ekstrem yang mengakibatkan gelombang tinggi.
Sehingga tim SAR baru bisa melakukan aktivitas penyelaman pada siang hari.
Namun hal ini tidak mengurangi upaya maksimal proses evakuasi korban, hingga puing pesawat Sriwijaya Air.
“Tim SAR gabungan tadi siang sempat melaksanakan kegiatan penyelaman dari jam 10 sampai jam 1 siang. Ini yang bisa didapatkan, mungkin kalo bisa menyelam dari pagi hasilnya lebih banyak,” beber Rasman.
Rasman mencatat, kini total kantong jenazah berisi potongan tubuh korban berjumlah 324, lalu 63 kantong berisikan serpihan kecil pesawat dan serpihan ukuran besar pesawat sebanyak 55.
“Ditambah dengan FDR satu dan casing CVR satu. Itu untuk pelaksnaan operasi SAR dalam rangka pencarian dan pertolongan Sriwijaya Air,” pungkas Rasman.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Sriwijaya SJ-182 rute Jakarta-Pontianak dilaporkan hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB. Pasawat yang bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta tersebut mengangkut penumpang sebanyak 62 penumpang, terdiri dari 6 awak aktif, 40 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi dan 6 awak sebagai penumpang.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Muhammad Ridwan
Credit: Source link