“Proyeksi ke depan, saya mengatakan event hybrid nantinya akan jadi tren yang cenderung ke bentuk transisi karena (kondisi) masih penuh ketidakpastian,” kata Presiden Direktur Dyandra Promosindo, Hendra Noor Shaleh, dalam jumpa media secara daring, Rabu.
Baca juga: IIMS 2021 digelar 18-28 Februari, program apa yang ditawarkan?
“Dyandra belajar dari case ini bahwa dunia digital sudah menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan dari industri event, terlepas dari ada atau tidaknya COVID-19 nantinya. Sehingga kita perlu upgrade diri sendiri dan berinovasi. Ini (event hybrid) adalah pilihan relastis daripada bertindak sembrono,” imbuhnya.
Lebih lanjut, pria yang juga akrab disapa Ko Hen itu mengatakan, acara hibrida sendiri dilatarbelakangi oleh bagaimana industri event terus bergerak dan beradaptasi untuk menghadirkan acara bagi masyarakat dan klien atau stakeholder mereka, daripada harus berdiam diri saja.
Untuk melakukan hal yang bisa dibilang baru ini, penyelenggara juga membuka pintu mereka untuk berkolaborasi dengan penyedia layanan teknologi dan pihak-pihak terkait lainnya agar acara hibrida bisa berjalan lancar, mengingat banyak elemen yang harus dipadukan.
“Tantangannya adalah bagaimana kita siap menerima kenyataan bahwa kita harus berubah. Kalau sudah menerima, akan lebih mudah adaptasi dengan segala kemungkinan yang akan terjadi,” kata Hendra.
“Inovasi yang saat ini dibutuhkan adalah bukan lagi berbasis kumpul-kumpul orang, tapi lebih ke KPI (key performance indicator), memperkuat support klien, dan adaptasi teknologi terbaru. Kami pun merancang event hybrid dengan mitra bisnis lain yang ahli di bidangnya,” imbuhnya.
Meski demikian, Hendra mengaku optimistis bahwa geliat event akan terus membaik seiring berjalannya waktu dan beragam kebijakan dan protokol kesehatan ketat untuk mendukungnya.
Dyandra sendiri berencana akan menghadirkan sebanyak 33 event dalam berbagai format, dengan perhelatan pameran otomotif Indonesia International Motor SHow (IIMS) x Shopee 2021, yang dihelat mulai besok (18/2) sebagai pembuka rangkaiannya di tahun ini.
Acara ini akan berlangsung secara virtual dengan mengandalkan teknologi digital terkini guna menyikapi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro di Pulau Jawa dan Pulau Bali yang akan diselenggarakan pada 18-28 Februari 2021.
“Tidak mungkin tiba-tiba orang berkumpul seperti dulu. Kita ada tanggung jawab dan hal itu tidak bisa dilanggar, sehingga kita mengubah total wajah pameran kita untuk penuhi prokes, dan digital adalah jawabannya. Harus selalu optimis,” pungkasnya.
Baca juga: Tren hiburan 2021 dan semangat untuk semarakkan industri hiburan
Pewarta: A087
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Credit: Source link