Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah
Jakarta – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) disebut banyak bicara yang tidak benar dan di luar konteks yang tidak dipahami. Salah satunya terkait dengan wacana Perda Syariah.
Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (15/11). Menurutnya, PSI belum memahami konteks dari Perda Syarih, namun sudah memberi komentar.
“Sebab PSI ini banyak sekali ngomong yang tidak benar. Dia tidak paham sebenarnya apa masalah, isunya apa. Jadi dia tidak paham apa yang dia katakan,” kata Fahri.
Hal itu menanggapi penolakan PSI terhadap Perda Syariah yang akan diterapkan di sejumlah daerah di Indonesia jika berhasil masuk parlemen pada Pemilu 2019 mendatang.
Kata Fahri, sikap yang ditunjukkan oleh partai pimpinan Grace Natalie itu menunjukkan tidak mengerti dengan konteks persoalan yang sesungguhnya. Untuk itu, ia menyarankan agar PSI berupaya agar lolos ke DPR terlebih dahulu.
“PSI belum paham apa-apa tentang Perda Syariah. Dia (PSI) belum apa-apa, jadi dia harus berusaha masuk DPR dulu,” tegasnya.
Fahri menjelaskan, Perda Syariah merupakan ranah daerah untuk membuat aturan sendiri. “Misalnya orang Islam menambah Demi Allah saya bersumpah kayak begitu yang diambil dari ayat-ayat suci dan sebagainya, itu bisa jadi Perda Syariah untuk menanggulangi peristiwa pidana korupsi apa masalahnya,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum PSI Grace Natalie mengatakan, partainya tidak akan pernah mendukung peraturan daerah yang berlandaskan agama yang salah satunya adalah Perda Syariah.
“PSI akan mencegah lahirnya ketidakadilan, diskriminasi, dan seluruh tindakan intoleransi di negeri ini. PSI tidak akan pernah mendukung perda-perda Injil atau perda-perda syariah. Tidak boleh ada lagi penutupan rumah ibadah secara paksa,” kata Grace, dalam sambutannya saat peringatan hari ulang tahun keempat PSI, Tangerang, Minggu (11/11).
TAGS : Partai Solidaritas Indonesia Fahri Hamzah Perda Syariah
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/43957/Fahri-PSI-Banyak-Ngomong-yang-Tak-Benar/