Demi menanggulangi banyaknya orang yang terpapar virus corona, peneliti melakukan berbagai percobaan untuk menemukan vaksin. Salah satu yang berhasil menemukan adalah pabrikan Sinovac. Pemerintah Indonesia menggelontorkan dana untuk melakukan pembelian atas vaksin Corona tersebut. Lalu apakah vaksin ini akan benar-benar digunakan di Indonesia? Jawaban dari pertanyaan ini masih belum pasti.
10 Fakta Vaksin Corona China yang Diuji di Indonesia
Anda bisa membaca beberapa fakta menarik dari vaksin yang diuji di Indonesia berikut ini:
1. Masih Diperlukan Uji Klinis ke-3 untuk Mendapat Restu dari BPOM RI
Virus corona virus yang sedang dibicarakan masyarakat kini tengah berada di tahap ketiga tahap uji klinis. Uji klinis ini sangat penting dan merupakan prasyarat yang dibolehkan dalam pemeriksaan saluran di Indonesia. Perlu diketahui bahwa setelah vaksin lolos uji pra-klinis di laboratorium maka vaksin harus melewati uji klinis di masyarakat. Tahapannya ada 3 dan mensyaratkan orang-orang yang mungkin beresiko tinggi akan terpapar virus Corona sebagai relawannya.
Tahapan pertama akan menguji 100-an orang relawan untuk menjadi yang pertama disuntikkan vaksin ini. Jika tidak ada masalah maka akan lanjut tahap kedua dengan mengujikan vaksin kepada beberapa ratus orang (sekitar 400-an relawan). Kedua tahapan ini dilakukan di Cina. Vaksin yang telah tahapan tahapan yang bisa diekspor ke negara pembeli namun tentu saja harus melewati uji klinis tahap ketiga. Uji klinis dilakukan di negara yang bersangkutan. Hal ini merupakan prasyarat yang diberlakukan WHO atas penemuan vaksin baru.
Untuk uji ke-3, pihak Indonesia melalui Bio-Farma mengujicobakan vaksin ini kepada relawan. Umur relawan yang lolos untuk uji coba ini antara 18-59 tahun. Usia ini tergolong ideal untuk digunakan sebagai tahap uji coba karena imunitas masih cukup baik. Pihak-pihak yang berumur kisaran yang dipersyaratkan bisa mendaftar di lembaga uji klinis di Bandung.
2. Pembuatannya Diawasi oleh Indonesia
Sebagai pembeli ada hak untuk mendapatkan barang yang baik termasuk saat membeli vaksin dari China. Alasan inilah yang kemudian membuat para petinggi BPOM berangkat ke China untuk melihat bagaimana pembuatan dari vaksin tersebut.
BPOM ingin menjaga bahwa vaksin yang akan dilakukan di Indonesia merupakan kualitas yang baik agar masyarakat senantiasa merasa aman. Ini termasuk bahan baku yang digunakan oleh pabrikan vaksin corona. Selain bahan baku yang aman, cara pembuatan dari vaksin itu sendiri harus memenuhi standar pembuatan obat yang baik agar kandungan tidak berubah dan keefektifan dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu BPOM yang berangkat ke Cina, ternyata Lembaga Sertifikasi Halal Indonesia atau MUI juga ikut berkunjung. Mereka juga memastikan bahwa vaksin diproduksi tidak mengandung bahan baku yang haram. Mengingat jumlah penduduk Muslim Indonesia yang besar, vaksin Corona diharapkan berasal dari bahan baku yang halal.
3. Uji Coba dilakukan Kepada Orang Sehat
Vaksin Korona ditemukan di Cina ini kemudian dilakukan uji klinis tahap ketiga. Kota Bandung menjadi kota yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menggelar uji klinis tersebut. Ribuan warga yang memiliki KTP Bandung berhak ikut serta menjadi relawan untuk uji klinis tahap ketiga ini. Tentu saja tidak semua orang boleh ikut, akan ada pemeriksaan atas kesehatan dari relawan. Dipastikan mereka disetujui untuk menjadi relawan uji coba vaksin adalah orang sehat. Tidak ada penyakit yang menyertai saat dilakukan penyuntikan.
Ini dilakukan untuk melihat bagaimana tubuh berhasil membuat imun jika suatu saat terpapar oleh virus Covid-19. Selain syarat sehat dan ber-KTP asli Bandung syarat lainnya adalah yang sah antara 18-59 tahun. Jika di bawah umur 18 tahun ditakutkan daya tubuhnya belum mampu sedangkan umur 59 kemampuan tubuh sudah menurun. Warga sehat yang menjadi relawan yang juga dipilih yang beresiko tinggi untuk terpapar virus.
4. Vaksin Perlu 2X Penyuntikan
Ribuan relawan yang terpilih menjadi orang yang pertama kali disuntik vaksin akan diberikan vaksin dalam dua tahapan. Penyuntikan dua kali dilakukan dalam rentah 14 hari sekali untuk membentuk imunitas virus Corona secara maksimal. Setiap 14 hari peneliti akan mengumpulkan data tentang kesehatan relawan dan bagaimana tubuh membentuk antibodi. Jika tidak ada masalah maka kemudian pengembangan penyuntikan tahap kedua.
Penyuntikan sendiri berlangsung di 6 fasilitas kesehatan di kota Bandung. Keenam fasilitas kesehatan yang ditunjuk antara lain: 4 puskesmas di kota Bandung, rumah sakit pendidikan UNPAD dan kampus UNPAD Dipati ukur. Pengawasan atas relawan tersebut akan dipantau terus menerus. Dipastikan dalam jangka waktu 7 bulan peneliti sudah mendapatkan hasil dari uji coba tahap ketiga ini.
5. Vaksin di Uji Coba di Tempat Lain
Vaksin dari China yang akan digunakan ternyata tidak hanya diuji coba di Indonesia. Menurut peraturan dari WHO diperlukan lebih dari satu negara untuk melakukan uji tahap ketiga. Vaksin Sinovac yang digunakan pemerintah gunakan juga dilakukan di empat negara lain seperti Brasil, Chili, Turki dan Bangladesh. Jika ditemukan keefektifan vaksin melawan virus maka sebenarnya BPOM memakai izin tersebut untuk mengeluarkan izin edar. Keempat negara tersebut juga masih sama-sama melakukan uji klinis tahap ketiga.
6. Bahan Baku Vaksin
Pernyataan atas Vaksin corona sudah ditemukan merupakan angin segar di tengah kalutnya masyarakat saat pandemi. Pernyataan ini dibarengi dengan ketakutan akan bahan baku dari vaksin tersebut yang tidak halal. Ketakutan ini akan membawa dampak buruk.
Salah satunya adalah vaksin tersebut tidak mencapai target karena penolakan di masyarakat. Seperti diketahui bahwa komunitas muslim di Indonesia sangatlah besar. Ini mempengaruhi pola pikir masyarakat untuk mendapatkan semua hal dengan label halal termasuk vaksin. Jangan sampai kasus vaksin Rubella terulang kembali. Untuk itu pemerintah secara teliti melakukan pembelian atas vaksin yang akan dibeli. Salah satu hal yang dilakukan oleh pemerintah adalah meminta kejelasan atas bahan baku penyusun vaksin dari Sinovac. Apakah ada kandungan gelatin babi ataukah tidak.
Berdasarkan permintaan tersebut, pihak Sinovac dengan senang hati mengirimkan surat pernyataan. Dalam surat tersebut dengan jelas bahwa vaksin yang mereka produksi merupakan vaksin yang bebas dari babi. Walaupun ada pernyataan tersebut, pemerintah tetap melakukan diskusi dan pengecekan ulang lewat badan MUI. Jika benar-benar tidak mengandung senyawa babi maka label MUI bisa disisipkan di kotak vaksin tersebut. Sertifikat halal dari MUI inilah yang bisa menjadikan keresahan di tengah masyarakat mereda.
7. Harga Vaksin
Harga vaksin Corona di Indonesia dipatok pada kisaran Rp200 ribu setiap dosisnya. Ini berarti setiap orang akan mengeluarkan sekitar Rp400 ribu untuk mendapatkan vaksin Corona. Jumlah ini sudah melewati perhitungan untuk mendapat harga yang bisa dicapai oleh masyarakat. Pihak Bio-Farma sebagai rekanan dari Sinovac mengatakan bahwa harga vaksin ditentukan oleh banyak faktor. Salah satu yang terbesar adalah investasi pada uji klinis tahap ketiga. Pemicunya tidak lain adalah waktu dan dana yang dibutuhkan lebih banyak.
Pihak yang terlibat dalam uji klinis yang berada dalam situasi evaluasi yang tidak sebentar. Dibutuhkan lebih dari setengah tahun agar efektivitas dari vaksin dapat terlihat dan kemudian vaksin dapat diperjualbelikan di masyarakat. Tentu saja opsi subsidi juga atas harga vaksin tersebut muncul. Masyarakat berharap vaksin ini juga mendapat harga yang lebih terjangkau atau gratis seperti vaksin lainnya. Kemungkinan mereka yang mendapatkan vaksin secara gratis adalah warga yang miskin sedangkan yang lain membayar penuh atau berapa persen dari vaksin.
8. Asuransi Relawan Mendapat
Vaksin Corona adalah salah satu harapan berhenti pandemi karena itu perlu bahu membahu untuk melakukannya. Salah satunya adalah menjadi peserta uji klinis tahap ketiga vaksin covid-19. Uji klinis sudah dimulai dan banyak sekali relawan yang mendaftar. Mereka yang terjaring dan lolos kriteria relawan tidak akan mendapatkan ketidakseimbangan. Mereka hanya akan mendapatkan asuransi kesehatan.
Apabila suatu waktu dalam rentang 7 bulan-1 tahun ada keluhan sakit maka akan mendapatkan pelayanan kesehatan gratis. Ini termasuk perawatan dari dokter umum hingga dokter spesialis. Asuransi kesehatan penting diberikan untuk pelacakan apakah penyakit yang diderita merupakan efek samping dari vaksinasi atau berasal dari faktor lain. Selain asuransi kesehatan, ada ongkos perjalanan sebesar 200 ribu saat datang ke fasilitas kesehatan untuk melakukan vaksinasi.
9. Diprioritaskan untuk Tenaga Kesehatan dan Aparat
Pemerintah mencanangkan rencana bahwa setelah sukses dari vaksin tersebut divalidasi maka pihak pertama yang akan mendapat adalah tenaga kesehatan dan aparat.
Ini berfungsi sebagai perlindungan atas barikade kesehatan di Indonesia. Diharapkan jika para petugas kesehatan telah mendapatkan vaksinasi maka kinerjanya akan maksimal.
Sudah banyak tenaga kesehatan yang gugur karena pandemi ini. Jangan ada lagi yang gugur karena semakin banyak tangan yang bergandengan melawan virus maka akan semakin cepat mereka menghilang. Untuk aparat keamanan pemerintah menargetkan keseluruhan divaksinasi. Ini dikarenakan para aparat keamanan merupakan garda terdepan untuk menjaga masyarakat. Baik TNI maupun Polri bertugas bersama-sama menjaga perbatasan negara dan masyarakat di dalamnya.
10. Jumlah Vaksin Tidak Mencukupi
Pemerintah juga sedang putar otak mengakali jumlah vaksin yang dibutuhkan. Pasalnya pesanan vaksin yang sudah dibayar uang mukanya ternyata tidak mencukupi. Jumlah tersebut tidak bisa digunakan untuk memvaksin keseluruhan masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data yang didapatkan dari keseluruhan vaksin yang dipesan oleh pemerintah baru mencakup kurang dari setengah warga Indonesia. Diasumsikan dengan penyuntikan vaksin 2x per orang maka dibutuhkan lebih dari 500 juta vaksin agar semua masyarakat terlindungi. Jika mengacu pada teori herd immunity maka setidaknya ada 170 juta orang yang divaksin atau hampir 340 juta vaksin harus tersedia. Jika jumlah ini kurang maka pemberian vaksin kurang maksimal ditambah masyarakat Indonesia yang masih abai tentang protokol kesehatan.
Beberapa opsi yang kemungkinan akan dilakukan oleh pemerintah untuk menutup kekurangan vaksin tersebut adalah melakukan pembelian ke beberapa supplier. Indonesia sendiri berencana akan membeli vaksin dari Sinovac, Sinopharm dan Cansino. Sinopharm bahkan sudah mendapatkan lampu hijau dari otoritas Eropa atas penggunaan obat untuk menangkal pandemi Covid-19. Kemungkinan untuk melirik vaksin corona dari amerika juga terbuka.
Pemerintah melakukan segala cara agar semua masyarakat bisa mendapatkan akses atas vaksin Corona. Ini merupakan amanah Undang-undang agar pemerintah menjaga seluruh lapisan masyarakat. Semoga vaksin yang sedang diuji klinis tahap terakhir berhasil dan pandemi segera berakhir. Banyak pihak berkontribusi agar vaksin Corona segera ditemukan dan dapat didistribusikan. Sembari menunggu terdistribusi hendaknya masyarakat juga ikut berkontribusi dengan menerapkan protokol kesehatan. Mari bersama-sama mengakhiri mata rantai pandemi Corona.
1. Cuci tangan Anda secara rutin. Gunakan sabun dan air, atau cairan pembersih tangan berbahan alkohol. 2. Selalu jaga jarak aman dengan orang yang batuk atau bersin. 3. Kenakan masker jika pembatasan fisik tidak dimungkinkan. 4. Jangan sentuh mata, hidung, atau mulut Anda. 5. Saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung Anda dengan lengan atau tisu. 6. Jangan keluar rumah jika merasa tidak enak badan. 7. Jika demam, batuk, atau kesulitan bernapas, segera cari bantuan medis.
1. Mengidap flu berat 2. Gangguan pada indra penciuman dan perasa 3. Rambut rontok tanpa alasan yang jelas 4. Terkadang merasa sesak 5. Batuk menetap dan tak kunjung sembuh 6. Merasa sangat lelah 7. Memiliki gejala yang tak kunjung sembuh
1. Masker Bedah 2. Masker N95 3. Masker Kain Buatan Sendiri 7 Untuk Mencegah Penyebaran COVID-19
7 Tanda Terinfeksi Corona yang Kerap Tak Disadari
3 Jenis Masker yang Bisa Dipakai Cegah Covid-19