Pabrik yang disebut “e-building” ini akan memproduksi kendaraan listrik masa depan dari merek tersebut, selain model-model yang menggunakan mesin pembakaran internal, kata Vigna.
Pabrik ini juga akan memproduksi komponen-komponen untuk kendaraan terelektrifikasi, termasuk motor, inverter, dan baterai.
Meskipun pabrik tersebut akan siap pada tahun depan, produksi massal kendaraan listrik pertama Ferrari tidak direncanakan hingga tahun 2026.
Kendaraan listrik tersebut, yang diperkirakan sebagai SUV, baru dijadwalkan akan debut pada kuartal keempat tahun 2025, ujar Vigna.
Baca juga: Ferrari diklaim lebih berharga dari gabungan 14 merek mobil
Selain kendaraan listrik, Ferrari juga berencana untuk menghadirkan lebih banyak model plug-in hybrid dalam upaya untuk mengurangi emisi. Vigna pada tahun 2022 menyatakan bahwa Ferrari memiliki tujuan untuk menjadi netral karbon pada tahun 2030.
Target khusus lain yang disebutkan pada saat itu termasuk peningkatan penjualan model terelektrifikasi hingga 60 persen pada tahun 2026 dan 80 persen pada tahun 2030, dengan pembagian 80 persen tersebut di antara kendaraan listrik dan hybrid secara merata.
Seperti yang dilakukan dengan powertrain berbahan bakar internalnya, Ferrari berencana untuk mengembangkan motor listrik, inverter, dan baterai sendiri dan akan menargetkan angka berkinerja tinggi dalam hal berat dan kepadatan daya.
Produsen mobil ini juga akan bekerja sama dengan mitra di beberapa area, terutama dalam teknologi baterai canggih, seperti baterai padat (solid-state), yang sebelumnya Vigna sudah mengatakan bahwa Ferrari sedang menjelajahinya.
Baca juga: Produksi Ferrari tahun 2030 akan didominasi mobil listrik dan hibrida
Ferrari juga diketahui sedang menjajaki penggunaan pembangkit suara untuk membuat kendaraan listrik lebih menarik. Salah satu daya tarik terbesar dari Ferrari adalah suara mesinnya, dan perusahaan ini jelas tidak ingin kehilangan ciri khas ini ketika meluncurkan EV.
Paten terbaru telah menunjukkan bahwa Ferrari sedang mempertimbangkan sistem yang bekerja dengan mengukur frekuensi resonansi komponen-komponen utama powertrain seperti motor dan transmisi, dan kemudian menguatkan suara ini untuk memberikan suara yang cukup otentik.
Pada tahun 2022, Ferrari mengalokasikan sekitar 4,6 miliar dollar AS (Rp68,4 triliun) untuk mendanai semua usaha ini, dengan sebagian besar dana akan digunakan untuk pengembangan produk. Demikian disiarkan Motor Authority, Selasa (6/6).
Baca juga: Ferrari tarik kembali 425 unit model hybrid 296 GTB dan 296 GTS
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023
Credit: Source link