JawaPos.com – Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan bahwa Indonesia akan kalah saing dengan negara lain dalam menarik para wisatawan. Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang mewajibkan calon penumpang pesawat tujuan atau dari bandara Jawa-Bali memiliki hasil RT-PCR yang sampelnya diambil 2×24 jam sebelum keberangkatan.
“Apalagi para wisatawan dari luar, mereka harus PCR dua kali, maka para wisatawan itu banyak yang lari ke thailand, karena di sana tidak memberlakukan itu. Jadi kebijakan itu tidak tepat sekarang,” jelas Rahadiansyah kepada JawaPos.com, Minggu (24/10).
Padahal kuartal keempat merupakan peak season daripada industri pariwisata, namun dengan kebijakan ini, ia memprediksikan akan jadi perjuangan terakhir sektor tersebut untuk tetap bertahan.
“Iya akan kalah bersaing dengan negara lain, soalnya ya sekarang ini aja sekarang banyak wisatawan Bali yang mendadak membatalkan,” tutur dia.
Untuk itu, sebaiknya pemerintah melakukan evaluasi apa saja dampak yang akan memperngaruhi pergerakan ekonomi dalam negeri, khususnya wisata. Dibandingkan PCR, lebih baik pemerintah menerapkan syarat vaksin dan tes antigen saja.
“Menurut saya ini harus dievaluasi, kalau dalam negeri antigen saja sudah cukup. Kebijakannya kalau mau perjalanan ya pakai antigen aja, tidak usah PCR lagi,” tutup Trubus.
Credit: Source link