JawaPos.com – Anggota DPR RI Komisi VI Herman Khaeron mengatakan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk harus fokus pada bisnis yang menguntungkan perusahaannya tersebut. Menurut Herman, mengenai pemangkasan direksi dan komisaris tidak berkorelasi pada efektivitas manajemen Garuda Indonesia.
“Namun, struktur komisaris dan direksi yang lebih ramping, mudah-mudahan dapat merampungkan persoalan yang selama ini terjadi,” kata dia kepada JawaPos.com, Sabtu (14/8).
Legislator Partai Demokrat ini mengatakan, Garuda Indonesia harus bisa melakukan renegosiasi dan lessor, baik sistem atau pun harga tiket. Pasalnya, selama ini keduanya menjadi penyebab utama beratnya keuangan Garuda.
Herman menuturkan, Garuda sebagai perusahaan harus melakukan transformasi bisnis yang memiliki daya saing baik regional maupun internasional. “Garuda harus fokus pada rute menguntungkan, kalau pemerintah memberikan penugasan harus ada kompensasi,” katanya.
Selain itu, Herman juga menyebut pemerintah harus memberikan injeksi modal pada Garuda Indonesia. Sehingga bisa mampu bertahan dengan kondisi saat ini. “Apakah dalam bentuk PMN (penyertaan modal negara-Red) atau dana talangan,” ungkapnya.
Diketahui, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merombak jajaran komisaris dan direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Hal ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Susunan baru dewan komisaris terdiri dari Timur Sukirno sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen. Ia menggantikan posisi Triawan Munaf yang sebelumnya duduk di posisi tersebut.
Kemudian, Abdul Rachman sebagai Komisaris Independen. Sementara, Chairal Tanjung masih menjadi Komisaris Garuda Indonesia. Selanjutnya, dewan direksi juga dipangkas menjadi enam orang dari sebelumnya yang mencapai delapan orang. Dalam susunan baru, Irfan masih menjadi direktur utama perusahaan.
Lalu, Prasetio sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Tumpal Manumpak Hutapea sebagai Direktur Operasi, Aryaperwira Adileksana sebagai Direktur Human Capital, Rahmat Hanafi sebagai Direktur Teknik, dan Ade R Susardi sebagai Direktur Layanan dan Niaga.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Gunawan Wibisono
Credit: Source link