Pasukan keamanan Afghanistan menyelidiki di situs dekat kawah dari mana traktor yang penuh dengan bahan peledak meledak malam sebelumnya di Green Village di Kabul pada 3 September 2019. (Foto oleh AFP)
Washington, Jurnas.com – Komandan senior militer Amerika Serikat (AS) di Afghanistan membenarkan bahwa serangan pesawat tak berawak Amerika baru-baru ini di provinsi Nangarhar timur Afghanistan merupakan bentuk pembantaian terhadap warga sipil.
Komandan itu bersikeras bahwa sarangan itu ditujukan untuk menyerang teroris Islamic State Iraq and Syria (ISIS/ISIL) yang bersembunyi di antara para petani yang tewas dalam insiden itu.
Mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya di Afghanistan, Reuters melaporkan, serangan pesawat tak berawak mematikan dilakukan semata-mata untuk menyerang gerilyawan ISIL di daerah hutan lebat di distrik Wazir Tangi provinsi yang tidak dihuni penduduk setempat.
“Ada ISIL di sana, tetapi tampaknya selama musim panen penduduk setempat membuat kesepakatan dengan pejuang ISIS untuk bertindak sebagai pemanen,” kata laporan itu, mengutip seorang pejabat senior AS yang mengetahui rahasia operasi anti-terorisme yang dilakukan Pasukan AS di Afghanistan. “
“Kami tidak mengetahui rahasia `perjanjian` ini yang menempatkan mereka (ISIL) di antara pemanen lainnya,” sambungnya, sembari mengklaim,”Kami sedang mengerjakannya sekarang dengan para pejabat.”
Serangan pesawat tak berawak AS pada Rabu (18/9) malam menewaskan sedikitnya 32 pekerja pertanian dan anak-anak saat mereka beristirahat di tenda setelah seharian bekerja di ladang kacang pinus di daerah pegunungan. Serangan itu melukai 40 lainnya.
Pemilik ladang mengatakan setidaknya 150 pekerja sedang beristirahat ketika serangan itu terjadi, mencatat bahwa banyak dari mereka masih hilang.
Serangan pesawat tak berawak AS lebih lanjut membuat marah penduduk lokal di Nangarhar, yang melakukan protes terhadap pasukan asing dan lokal yang dipimpin AS dan menuntut Washington untuk meminta maaf dan membayar kompensasi kepada keluarga para korban.
Selain itu, para pejabat senior Afghanistan di Kabul juga menyatakan, penyelidikan sedang dilakukan untuk menilai kegagalan intelijen sebelum merencanakan serangan pesawat tak berawak mematikan, menunjukkan upaya bersama dengan pasukan militer As yang dikerahkan ke negara itu.
Sementara Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani berjanji untuk menegakkan langkah-langkah untuk mencegah korban sipil dalam perang melawan gerilyawan selama kampanye kampanye pemilihan di Jalalabad, ibukota provinsi Nangarhar.
Hampir 14.000 tentara AS tetap berada di Afghanistan, untuk melatih dan menasihati pasukan keamanan Afghanistan dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi gerilyawan Taliban dan Daesh.
Serangan pesawat tak berawak AS terbaru mendahului serangan mematikan lainnya gerilyawan Taliban, yang menewaskan sedikitnya 20 orang di provinsi Zabul, Afghanistan selatan.
TAGS : Amerika Serikat Afghanistan Ashraf Ghani
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin