Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Washington, DC, 1 Agustus 2019. (Foto: AFP)
Washington, Jurnas.com – Ancaman baru Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang menargetkan 52 situs penting Iran dan kebudayaannya memicu reaksi keras. Banyak yang menyebut tindakan tersebut kejahatan perang.
Di akun Twitternya, Trump mengatakan, militernya akan menargetkan situs penting terkait dengan Iran, jika negara itu berusaha membalas kematian pemimpin Garda Revolusi Iran (IRGC), Jenderal Qassem Soleimani.
Soleimani dan komandan kedua Mobilisasi Populer Irak (PMU), Abu Mahdi al-Muhandis tewas dalam serangan udara AS di Ibukota Irak, Baghdad, pada Jumat (3/1) pagi.
Ancaman Trump itu tak lama setelah pemerintah Iran mengatakan akan merespons dengan keras serangan AS itu. Namun, pengguna media sosial mengatakan, gertakan presiden ke-45 AS yang menargetkan kebudayaan Negeri Para Mullah akan menjadi kejahatan perang.
Mantan penasihat khusus di Departemen Pertahanan AS, Ryan Goodman juga menekankan bahwa menargetkan monumen bersejarah yang diakui dengan jelas, karya seni atau tempat ibadah adalah kejahatan perang.
Colin Kahl, mantan wakil asisten Presiden Barack Obama dan penasihat keamanan nasional untuk mantan wakil presiden Joe Biden mengatakan bahwa “Pentagon tidak akan memberikan opsi penargetan Trump yang mencakup situs budaya Iran.”
seorang pengguna yang aktif secara politik di media sosial, Eugene Gu mengatakan, “Presiden AS seharusnya tidak pernah mengancam di Twitter atau di mana pun untuk menargetkan situs budaya non-militer negara lain.”
Sementara itu, demonstran turun ke jalan-jalan di Washington dan kota-kota AS lainnya pada hari Sabtu untuk mengutuk perintah Trump untuk melakukan serangan udara di Irak dan mengirim sekitar 3.000 tentara ke Timur Tengah.
“Tidak ada keadilan, tidak ada kedamaian. AS keluar dari Timur Tengah,” teriak ratusan demonstran di luar Gedung Putih sebelum berbaris ke Trump International Hotel.
Protes serupa diadakan di New York, Chicago dan kota-kota lain. Penyelenggara di Code Pink, kelompok anti perang yang dipimpin wanita, mengatakan protes digelar pada Minggu (5/1) di berbagai kota di AS.
Para pengunjuk rasa di Washington memegang tanda yang bertuliskan “Tidak ada perang atau sanksi terhadap Iran!” dan “Pasukan AS keluar dari Irak!”
TAGS : Agresi Amerika Serikat Donald Trump Situs Penting Iran Qassem Soleimani.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/65102/Gertak-akan-Hancurkan-Kebudayaan-Iran-Trump-Tuai-Protes/