MANGUPURA, BALIPOST.com – Google Cloud bekerja sama dengan Devoteam menyelenggarakan CIO Summit 2022 di Ritz Carlton, Nusa Dua dari 7 hingga 9 November. Kegiatan yang bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri ini diikuti 30-an peserta dari kalangan C Level berbagai perusahaan dan industri, mulai dari BUMN, BUMD, Instansi Pemerintah, logistik, media and entertainment, financial service industry, consultant, dan lainnya.
Pada CIO Summit 2022 diselenggarakan berbagai seminar diantaranya, Culture of Innovation to Build Sustainable Tech, Hacking Sustainablitiy of Your Cloud Estate, dan Google Cloud Contribution on Digital Transformation from Bali.
Country Director Indonesia PT Devoteam Cloud Services, Hendrawan Deny Ardiyatman mengatakan, acara ini bertujuan agar Chief Level ini bisa mengerti lebih dalam tentang Google Cloud Platform dan bisa memaksimalkan manfaat dan potensi dari sisi bisnis. Peserta yang hadir dari berbagai industri, dibagi menjadi dua segmen yaitu digital native dan tradisional. Artinya, pendekatan dan metode mereka serta mekanisme menerapkan platform dari Google Cloud ini terhadap implementasi di bisnis mereka pun berbeda.
Dari kegiatan ini, Devoteam ingin menciptakan ekosistem yang baik dengan adanya kolaborasi, baik dari sisi regulasi dapat menerapkannya dan dari sisi platform bisa terkoneksi dan terintegrasi dengan bisnis mereka. Jika hal ini tercapai ekonomi akan meningkat dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Head of Enterprise, Google Cloud Indonesia, Deon Montasser mengatakan, di Indonesia digital ekonomi tetap tumbuh bahkan ke depan potensinya tinggi. Meskipun, dari sisi adopsi industri mulai jenuh, namun yang paling penting adalah penggunaan internet akan besar ke depan dan Indonesia menjadi populasi terbesar dalam penggunaan internet se-Asia Tenggara.
Kasubdit Administrasi Kawasan Perkotaan Direktorat Kawasan Perkotaan dan Batas Negara, Gensly mengatakan akan menyiapkan regulasi berkaitan dengan transformasi digital yang juga akan mengakselerasi terciptany Kota Cerdas. Untuk mencapai hal tersebut, perlu kolaborasi multi pihak dalam membangun ekosistem kota cerdas.
Arah pengembangan Mendagri adalah Smart Government, Smart Economy, Smart Society, Smart Living, Smart Environment, Smart Mobility. Tantangan dan peluang ke depannya, data menunjukkan urbanisasi akan sangat pesat untuk kawasan perkotaan.
Kondisi itu menyebabkan kebutuhan akan infrastruktur digital dan sistem akan sangat tinggi. Pada 2045 populasi penduduk Indonesia akan meningkat dan 67,1% akan tinggal di perkotaan. “Tantangan ke depan, jika bisa integrasi data untuk mendorong kota cerdas, maka akan disiapkan kebijakannya,” ujarnya.
Kepala Bappeda Bali Wayan Wiasthana Ika Putra memaparkan kebijakan pembangunan Bali menuju Bali Smart Island. Program pengelolaan aplikasi informatika dengan indikator outcome yaitu indeks sistem pemerintah berbasis elektronik (SPBE).
Tidak hanya pengembangan infrastruktur tapi juga pengembangan sistem untuk menuju SPBE. Dengan arah pembangunan tersebut, maka dukungan dari mitra platform penyedia layanan digital seperti Google Cloud sangat dibutuhkan. (Adv/balipost)
Credit: Source link