MANGUPURA, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Direktur Utama PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN), Darmawan Prasodjo meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Waduk Muara Nusa Dua, Kabupaten Badung 100 kWp, PLTS Atap 10 kWp dan PLT Hybrid 3,5 MW di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung tepat pada peringatan Hari Transisi Energi / Energy Transition Day di ITDC, Nusa Dua, Badung, Selasa (1/11). Ini sebagai langkah nyata Gubernur Koster mendukung Net Zero Emission di Tahun 2060.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Koster menyampaikan bahwa pembangunan Bali dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru sedang dikembangkan untuk menjaga keharmonisan alam, manusia, dan budaya Bali berdasarkan nilai – nilai kearifan lokal Sad Kerthi. Yaitu, enam sumber utama kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan manusia yang meliputi Atma Kerthi, Segara Kerthi, Danau Kerthi, Wana Kerthi, Jana Kerthi, dan Jagat Kerthi.
Dikatakan, peresmian PLTS Terapung Waduk Muara Nusa Dua, Kabupaten Badung, PLTS Atap serta PLT Hybrid di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung sangat sejalan dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” guna mewujudkan Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih melalui pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 9 Tahun 2020 tentang Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Bali Tahun 2020 – 2050; Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih; dan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pemanfaatan PLTS Atap di Provinsi Bali.
Gubernur Koster mengungkapkan Bali sebagai pulau yang wilayahnya kecil, namun menjadi destinasi wisata utama dunia harus memastikan ketersediaan energi yang cukup memadai dan berkelanjutan di masa mendatang. Untuk itu, ia meminta kepada Direktur Utama PT. PLN agar pembangkit tenaga listrik dibangun di Bali sepenuhnya. Hal ini agar Bali bisa memenuhi energi dari pembangkit yang ada di Pulau Dewata. Namun, pembangkit tenaga listrik yang dibangun tersebut harus berbahan energi baru terbarukan, minimum gas sebagai transisi energi. Bali akan segera meninggalkan energi berbasis fosil, sehingga suplai listrik dari Paiton yang berkapasitas 340 MW kedepannya akan difungsikan menjadi reserve sharing, apabila pembangkit energi listrik di Bali sudah mampu memenuhi kebutuhan listriknya.
Bali membutuhkan kemandirian energi bertujuan untuk memberikan kepastian, sekaligus meyakinkan kepada wisatawan mancanegara bahwa Bali betul – betul mampu mengelola pariwisatanya dengan baik melalui ketersediaan energi yang memadai, ekosistem alam yang bersih, budaya yang kuat, serta ditambah dengan kualitas infrastruktur dan transportasi yang baik. “Kalau hal tersebut sudah terpenuhi, saya kira Bali akan naik kelas di mata dunia, termasuk citra pariwisata Bali ikut naik kelas,” tabdas Gubernur Bali jebolan ITB ini.
Dalam peringatan Hari Transisi Energi Tahun 2022 ini, Gubernur Koster menegaskan bahwa hari ini harus dijadikan momentum oleh kita semua dengan memiliki jiwa yang sadar bahwa energi fosil seperti tambang batu bara akan habis, karena tidak bisa dibudidayakan. Oleh karena itu, mulai sekarang kita harus sudah berfikir untuk mengalihkan energi fosil ke sumber energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan menjalankan kebijakan secara serius dan konsisten oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, serta para pemangku kepentingan.
Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini, mengatakan energi bersih di Bali mendapatkan dukungan dari para peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2020 yang lalu dan langsung berinisiatif melakukan research tentang potensi energi baru terbarukan di Provinsi Bali dengan hasil penelitiannya sudah keluar menjadi naskah akademik serta Peta Potensi Energi Baru Terbarukan yang bersumber dari tenaga matahari, angin, air, dan gelombang.
“Momentum Presidensi G20 yang membahas 3 isu utama, yaitu arsitektur kesehatan global, percepatan teknologi digital, dan transisi energi bersih, saya harapkan dijadikan momentum untuk mendorong langkah kita untuk melakukan percepatan dalam penerapan energi bersih. Ini kebijakan yang sangat mulia agar negara kita menjadi semakin kuat, sebagaimana apa yang disampaikan oleh Bung Karno, Indonesia harus berdaulat secara politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,” jelas mantan Anggota DPR RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini seraya mengucapkan terimakasih kepada Direktur Utama PT. PLN, Darmawan Prasodjo yang telah membangun infrastruktur energi bersih di Provinsi Bali.
Direktur Utama PT. PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan saat ini pemanasan global dan permasalahan iklim lainnya telah menjadi salah satu isu utama yang akan dibahas pada acara Presidensi G20. Sehingga dibutuhkan upaya antisipasi dan penanganan oleh seluruh negara – negara di dunia. Indonesia sebagai lokasi penyelenggara Presidensi G20 diharapkan dapat memimpin keberhasilan itu, yang diawali dari Bali. Berbagai upaya untuk menangani pemanasan global dan permasalahan iklim sudah dimulai dari Bali.
“Melalui kepemimpinan Gubernur Bali, Bapak Wayan Koster, Bali telah melaksanakan program yang mendukung penanganan isu pemanasan global dan permasalahan iklim, yakni Bali Mandiri Energi dan Bali Energi Bersih. Kami PLN tidak mungkin menangani sendirian masalah ini, apabila negara – negara dunia tidak mengambil langkah – langkah yang tepat, diperkirakan pada tahun 2060 terjadi emisi karbon mencapai satu miliar ton emisi CO2, sehingga upaya yang harus dilakukan salah satunya melalui transisi energi baru terbarukan,” pungkasnya. (Kmb/Balipost)
Credit: Source link