JawaPos.com – Target vaksinasi 1 juta orang per hari masih sangat jauh dari realisasi. Hingga kini pemerintah hanya mampu memvaksin 10 ribu–100 ribu orang per hari. Target Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memvaksin 181,5 juta penduduk sampai akhir tahun ini pun sulit terpenuhi.
Capaian minim itu diungkapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR kemarin (15/3).
Dia menyatakan, lambatnya vaksinasi disebabkan stok vaksin yang terbatas. ”Kita hanya punya 10 juta dosis,” ujarnya. Tambahan vaksin sebanyak 15 juta dosis baru datang sekitar akhir Maret ini. Lalu, bulan depan datang lagi 15 juta dosis. Dengan demikian, total ada 30 juta dosis.
Untuk mengejar target vaksinasi, pemerintah juga mengizinkan vaksinasi secara mandiri yang berbayar. Untuk yang satu ini, pemerintah menggunakan istilah vaksinasi gotong royong. Sasarannya adalah para karyawan beserta keluarga. Pembiayaan dibebankan kepada perusahaan pemberi kerja. ”Kami gandeng swasta, kelompok masyarakat, dan sebagainya agar bisa menyentuh 500 ribu penyuntikan per hari,” katanya.
Budi menerangkan, vaksinasi gotong royong akan lebih banyak melibatkan peran PT Bio Farma serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Sedangkan tarif vaksinnya akan ditentukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). ”Kami akan tentukan tarif setelah BUMN dan Kadin duduk bersama, lalu datang ke kami,” ucapnya. Budi juga menegaskan bahwa vaksin yang digunakan untuk vaksinasi gotong royong berbeda dengan vaksin gratis. Tujuannya, vaksin gratis tidak bocor ke program gotong royong.
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menyatakan, pihaknya sudah melakukan pemetaan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes). Ada 806 fasyankes yang siap. Jumlah itu merupakan gabungan dari pihak swasta, jaringan Bio Farma, dan BUMN. ”Angka ini masih bisa berubah,” katanya.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : lyn/mia/tau/c9/oni
Credit: Source link