JAKARTA, BALIPOST.com – Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19, Dr. Sonny Harry B Harmadi mengatakan Iman, Aman dan Imun merupakan pendekatan yang disampaikan dalam mengendalikan pandemi. Iman menjadi hal sangat penting.
“Masyarakat indonesia itu spiritualis, dan ini sebagai pilar pertama dan utama dalam menghadapi pandemi. Karena sejatinya pandemi bukan hanya berdampak pada fisik namun juga mental. Dan yang menguatkan mental tentu saja iman,” ujarnya, dalam keterangan pers yang diterima, Sabtu (25/12).
Sonny menyampaikan, tempat ibadah dan tokoh agama adalah ruang dan sumber belajar bagi
masyarakat. “Rumah ibadah bukan sekadar dilihat sebagai potensi klaster, namun tempat ibadah
dan tokoh agama harus dilihat sebagai ruang dan sumber belajar utama. Saat perayaan hari besar
keagamaan atau pelaksanaan ibadah, para tokoh agama bisa memberikan edukasi masyarakat cara
mencegah COVID-19, pentingnya vaksinasi, prokes 3M, 3T dan sebagainya,” bebernya.
Dibutuhkan kebersamaan untuk mengatasi pandemi dan bisa menjadi sarana edukasi bahwa pandemi belum berakhir sehingga diperlukan sikap hati-hati. Sonny mengingatkan, pada tahun lalu, terjadi peningkatan kasus hampir 4 kali lipat dalam 13 minggu, terutama karena meningkatnya mobilitas, penurunan kepatuhan prokes, dan belum ada vaksinasi.
Meski Nataru kali ini berbeda dengan tahun lalu, Sonny mendorong semua pihak tetap disiplin dan
konsisten dalam kepatuhan prokes. “Tokoh agama harus jadi panutan, gunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai skrining penerapan prokes digital. Inilah pentingnya ada satgas di setiap institusi gereja,” tandasnya. (kmb/balipost)
Credit: Source link