Ilustrasi anak sekolah
New York, Jurnas.com – Pandemi virus corona menyebabkan darurat pendidikan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Save the Children memperkirakan, 9,7 juta anak-anak yang terkena dampak penutupan sekolah berisiko putus sekolah secara permanen.
Badan amal Inggris itu mengutip data UNESCO yang menunjukkan bahwa pada April, 1,6 miliar pelajar diliburkan dari sekolah dan universitas karena langkah-langkah untuk menekan penyebaran COVID-19. Angka tersebut sekitar 90% dari seluruh populasi siswa di dunia.
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, seluruh generasi anak-anak di seluruh dunia mengalami gangguan pendidikan,” kata Save the Children pada sebuah laporan baru, Save our Education pada Senin (13/7).
Save the Children mengatakan, bencana ekonomi dari krisis ini dapat memaksa 90 hingga 117 juta anak-anak tambahan ke dalam kemiskinan, dengan efek langsung pada penerimaan sekolah.
Dengan banyaknya anak muda yang dituntut untuk bekerja atau anak perempuan yang dipaksa menikah dini untuk menghidupi keluarga mereka, ini dapat menyebabkan antara tujuh dan 9,7 juta anak putus sekolah secara permanen.
Pada saat yang sama, Save the Children memperingatkan krisis itu dapat menyebabkan kekurangan anggaran pendidikan sebesar $ 77 miliar di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah pada akhir tahun 2021.
“Sekitar 10 juta anak mungkin tidak pernah kembali ke sekolah – ini adalah darurat pendidikan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan pemerintah harus segera berinvestasi dalam belajar,” kata kepala eksekutif Save the Children, Inger Ashing.
“Sebaliknya, kami berisiko pemotongan anggaran yang tak tertandingi yang akan melihat ketidaksetaraan yang ada meledak antara si kaya dan si miskin, dan antara anak laki-laki dan perempuan,” sambungnya.
TAGS : Virus Corona Dampak Putus Sekolah
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin