Dalam revisi strategi jangka panjangnya yang terungkap pada November 2021, pembuat mobil tersebut mengatakan akan meningkatkan rasio kendaraan hibrida dan semua-listrik di antara mobil-mobilnya yang dijual di Eropa menjadi 98 persen dari target sebelumnya sebesar 75 persen.
Eropa adalah pasar terkemuka untuk mobil listrik dengan peraturan lingkungan yang semakin ketat. Pasar mobil di Amerika Serikat dan Jepang juga mengalihkan fokus mereka dari mobil bertenaga bensin saja.
Baca juga: Nissan bakal hadirkan 19 model EV baru sampai 2030
Pengumuman itu muncul setelah Nissan mengatakan awal bulan ini akan membeli hingga 15 persen saham di Ampere, sebuah usaha kendaraan listrik yang akan didirikan oleh mitra aliansinya Renault SA.
“(Keputusan) telah memberi kami kesempatan untuk meningkatkan jangkauan pasar kami dan menggunakan mitra kami untuk mendukung bisnis Eropa kami,” kata Chief Operating Officer Nissan Ashwani Gupta dalam konferensi pers online, seperti disiarkan Kyodo, Senin (27/2).
Secara global, perusahaan bertujuan untuk menaikkan rasio mobil listrik menjadi 44 persen pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2027, naik dari target sebelumnya sebesar 40 persen, dengan target pasar Jepang direvisi naik menjadi 58 persen dari 55 persen.
Baca juga: Nissan naikkan target penjualan mobil listrik
Nissan, di sisi lain, menurunkan targetnya untuk China menjadi 35 persen dari 40 persen.
Perusahaan mempertahankan targetnya untuk pasar AS, dan masih berencana untuk membuat lebih dari 40 persen mobilnya yang dijual di sana akan dialiri listrik pada tahun fiskal 2030.
Pabrikan mobil Jepang itu juga mengungkapkan rencana untuk meningkatkan penawaran kendaraan serba listriknya. Sekarang mereka bertujuan untuk menjual 19 model kendaraan listrik baru pada tahun fiskal 2030.
Baca juga: Nissan tarik kembali 520.000 mobil karena kesalahan pada mesin
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023
Credit: Source link