Logo PBB (Foto: Beapeacekeeper)
Jenewa – Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia pada Sabtu menyerukan aksi internasional untuk menghentikan salah satu periode paling berdarah selama konflik Suriah yang telah menewaskan 230 warga sipil dalam sepekan terakhir.
“Pekan lalu telah menjadi salah satu periode paling berdarah dari keseluruhan konflik, dengan adanya gelombang serangan mematikan yang mengakibatkan korban sipil di daerah Ghouta Timur dan Idlib,” kata Zeid Ra’ad Al Hussein dalam sebuah pernyataan tertulis.
Dia menambahkan, 230 warga sipil tewas dalam serangan udara oleh rezim Suriah dan sekutunya di daerah Ghouta Timur dan Idlib. Dan menurut pernyataan tersebut, 210 warga sipil termasuk lebih dari 50 anak dan 42 wanita telah terbunuh selama 5-8 Februari di Ghouta Timur, di mana di dalamnya terdapat 350 ribu warga sipil yang berada di bawah blokade.
Sedikitnya sembilan fasilitas medis, enam di antaranya di Idlib dan tiga di Ghouta Timur, terkena serangan-serangan udara yang terjadi akhir-akhir ini, tambah pernyataan tersebut.
Mengenai dugaan bahwa rezim Suriah menggunakan senjata kimia di Idlib, Hussein mengatakan bahwa PBB telah menerima laporan termasuk rekaman video yang menunjukkan kemungkinan penggunaan gas beracun mungkin dalam serangan di daerah permukiman di timur kota Saraqab pada 4 Februari.
Suriah telah dirundung konflik sejak perang sipil meletus pada Maret 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menyerang aksi demonstrasi kelompok pro-demokrasi dengan brutal.
Meskipun pejabat PBB mengatakan ratusan ribu jiwa tewas akibat perang sipil tersebut, pejabat rezim Suriah mengatakan jumlah korban adalah sekitar 10 ribu jiwa. (AA)
TAGS : PBB Konflik Suriah Bashar al-Assad
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/29037/Hanya-Sepekan-230-Warga-Sipil-Tewas-di-Suriah-/