Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto bersama bupati Padeglang penen padi dan jagung, Kamis (4/1)
Jakarta – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mempertanyakan kinerja Satgas Pangan. Pasalnya, harga beras yang beredar di pasaran saat ini masih terbilang tinggi.
Seperti dipaparkan oleh Ketua YLKI Tulus Abadi, penyebab tingginya harga beras dinilai karena stok beras di beberapa Gudang Bulog belum aman.
Di Gudang Bulog Kelapa Gading salah satu di antaranya. Kendati sudah diguyur 261 ribu ton beras impor, stok nasional masih belum aman karena tak cukup memenuhi cadangan sebesar 1,2 juta ton.
“Gudang Bulog Singakerta Indramyu juga nyari dalam keadaan kosong. Hanya ada 9 ribu ton beras dari total seharusnya 21.000 ton. Ini jelas ironis, Gudang Bulog sampai kosong, padahal Indramayu adalah lumbung padi Jawa Barat, bahkan nasional,” tutur Tulus, Selasa (27/2) di Jakarta.
Temuan lainnya di pasar tradisional daerah Indramayu dan Cirebon. Menurut informasi yang diperoleh tulus, pasar di kawasan tersebut sudah distok beras dari Jawa Tengah, khususnya Sragen dan Demak. Padahal Indramayu biasanya sanggup memproduksi 1,7 juta ton padi per tahun.
“Jadi disimpulkan stok beras belum aman. Terbukti harga beras masih tinggi, walau cenderung turun. Harga beras medium Bulog dibanderol Rp9.300 per kilogram. Itu pun dengan kualitas yang buruk,” imbuh Tulus.
“Kata pedagang banyak konsumen yang tidak mau beli sekalipun untuk konsumen miskin. Yang beli beras tersebut rata-rata pedagang lontong saja,” sambungnya.
Berkaca pada kasus itu, Tulus meminta Menteri Pertanian Amran Sulaeman merevisi pernyataannya terkait surplus beras. Bagaimana mungkin Indonesia mengalami surplus beras, jika masih ada impor beras.
“Satgas Pangan juga tidak berfungsi efektif. Terbukti harga beras masih tinggi. Kalau pun harga beras turun, bukan atas kerja Satgas Pangan, tapi karena memasuki masa panen,” tegasnya.
TAGS : Satgas Pangan Kementerian Pertanian Beras Bulog Impor
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/29768/Harga-Beras-Masih-Tinggi-Satgas-Pangan-Kerjanya-Apa/