Harga Emas Antam Terus Ambles, Buyback Hanya Rp 796.000 per Gram

JawaPos.com – Harga emas dunia kini jatuh ke level terendah dalam hampir dua pekan karena menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury yang melesat. Harga emas jatuh lantaran menguatnya investasi pada aset berisiko.

Mengutip laman Reuters, Rabu (17/2), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi USD 1.791,36 per ounce pada pukul 08.18 WIB. Sementara, emas berjangka AS melemah 0,6 persen menjadi USD 1.788,40 per ounce.

Saat ini dolar Paman Sam berbalik arah menguat atau rebound dari level terendah tiga pekan, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara, imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun melonjak lebih dari 1,3 persen ke level tertinggi sejak Februari 2020. Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost untuk memegang emas yang tidak memberikan bunga.

Di sisi lain, saham global bergerak variatif, karena investor mencermati prospek kebangkitan ekonomi dan stimulus tambahan dengan kekhawatiran pandemi yang terus berlanjut. Moderna Inc mengatakan, pengiriman beberapa dosis vaksin Covid-19 miliknya ke pemerintah AS terlambat baru-baru ini karena penundaan jangka pendek pada tahap akhir produksi.

Sementara itu, investor menantikan risalah pertemuan kebijakan moneter akhir Januari oleh bank sentral AS The Fed. Presiden Federal Reserve Kansas City, Esther George menyebut, kebijakan fiskal akan tetap menjadi penyangga ekonomi yang penting di AS sampai pandemi mereda.

Adapun logam lainnya, seperti perak turun 0,1 persen menjadi USD 27,20 per ounce. Platinum turun 0,2 persen menjadi USD 1.258,56 per ounce dan paladium melemah 0,5 persen menjadi USD 2.372,45 per ounce.

Mengutip logammulia.com, harga emas batangan milik PT Antam (Persero) Tbk hari ini dijual di level Rp 922.000 per gram. Harga tersebut terjun Rp 13.000 per gram dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Sementara, harga buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini merosot Rp 19.000 ke level Rp 796.000 per gram.

Editor : Estu Suryowati

Reporter : Romys Binekasri


Credit: Source link