MANGUPURA, BALIPOST.com – Harga sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan perayaan Hari Raya Galungan. Lonjakan harga dipicu permintaan yang tinggi menjelang perayaan kemenangan dharma melawan adharma.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Badung I Made Widiana, mengakui harga sejumlah komoditas mengalami kenaikan menjelang Galungan. Kendati begitu, dia memastikan kenaikannya tidak menimbulkan gejolak di pasaran. “Betul ada kenaikan harga, tapi masih batas normal. Itu pun dikarenakan permintaan pasar yang melonjak menjelang Galungan, dibandingkan ketersediaan barang,” ujar Widiana, saat dikonfirmasi Kamis (10/9).
Menurutnya, secara umum kenaikan harga barang tidak hanya mencapai 10 persen. Ada dua jenis daging yang mengalami kenaikan. Yaitu daging ayam dan babi. “Yang naik cuma harga daging ayam dari Rp 28.000 naik menjadi Rp 35.000 per kilogram, termasuk juga daging babi dari Rp 50.000 per kilogram jadi Rp 70.000 per kilogram. Ini murni karena lonjakan permintaan,” katanya.
Ia juga mengutarakan ada beberapa komoditas yang justru turun. Seperti, bawang putih dari Rp 24.000 per kilogram, menjadi Rp 23.000 per kilogram. Daging sapi juga turun dari Rp 125.000 per kilogram rata-rata kini Rp 110.000 per kilogram hingga 120.000 per kilogram.
Kendati demikian, Widiana mengakui pihaknya tidak melaksanakan sidak harga kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Galungan. “Kami tidak menurunkan tim untuk memantau harga, karena pandemi COVID-19 ini. Namun, kami telah bekerjasama dengan pihak pengelola pasar agar tiap hari melaporkan pergerakkan harga barang,” jelasnya.
Terkait mengantisipasi adanya penimbunan barang kebutuhan pokok, Widiana mengakui hingga kini belum menemukan adanya indikasi penimbunan yang mengakibatkan lonjakan harga. “Kami belum menemukan adanya indikasi penimbunan, jika ada tentunya akan kami prosuai aturan,” tegasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, I Wayan Wijana menegaskan stok babi dalam memenuhi kebutuhan saat hari Raya Galungan masih aman. Berdasarkan data saat ini ada sekitar 4.500 ekor babi yang siap potong tersebar di masing-masing kecamatan. “Berdasarkan hasil monitoring di lapangan langsung ke peternak dan koordinasi dengan GUPBI, memang pasca wabah ASF, populasi babi turun drastis, namun untuk stok Hari Raya Galungan masih cukup tersedia,” terangnya.
Disebutkan, berkaca pada kebutuhan daging babi pada perayaan sebelumnya sebanyak 1.758 ekor. “Sesuai catatan data jumlah babi yang dipotong Hari Raya Galungan sebelumnya sebanyak 1.758 ekor, jadi stok babi di masyarakat masih cukup aman,” pungkasnya. (Parwata/balipost)
Credit: Source link