INDOPOS.CO.ID – Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan, jumlah pengrajin tahu dan tempe tidak kurang 150 ribu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Usaha mereka saat ini tergantung pada bahan baku.
“Indonesia hampir 90 persen tergantung dari impor,” ungkap Oke Nurwan secara daring, Rabu (23/2/2022).
Importir, lanjutn dia, akan menghentikan importasi. Namun, keputusan tersebut dicegah, untuk ketersediaan bahan baku.
“Lebih baik barang tersedia dengan harga tinggi. Nanti Pemerintah akan melakukan sesuatu,” ungkap Oke Nurwan.
Ia menyebut, saat ini pemerintah akan tetap menjaga ketersediaan bahan baku. Karena kenaikan harga kedelai akan melewati Puasa Ramadan dan lebaran.
“Kalau importir menghentikan impor, yang terjadi krisis,” tegasnya.
Oke Nurwan menuturkan, pihaknya telah meminta importir melakukan impor secara cepat. Karena stok 240 ribu ton perbulan harus tersedia sampai lebaran nanti.
“Kami miliki komitmen untuk itu,” ucapnya.
Harga kedelai di tingkat pengrajin tahu tempe Rp11.300 per kilogram, sementara harga penjualan di tingkat pengrajin Rp10.300 per Kg untuk tempe, dan Rp650 perpotong untuk tahu.
“Harga bahan baku diperkirakan akan terus naik hingga lebaran Rp12 ribu perkilogram. Jadi harga tempe Rp10.300 jadi Rp10.600 di tingkat pengrajin, tahu juga naik dari Rp650 jadi Rp700 perpotong di tingkat pengrajin,” bebernya. (nas)
Credit: Source link