JawaPos.com – Harga minyak berakhir naik tiga persen pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menjadi level tertinggi baru dalam tujuh tahun, karena meningkatnya kekhawatiran invasi Ukraina oleh Rusia yang merupakan produsen energi utama, sehingga menambah kekhawatiran atas pasokan minyak mentah global.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April terangkat USD 3,03 atau 3,3 persen, menjadi menetap di USD 94,44 per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret melonjak USD 3,22 atau 3,6 persen, menjadi ditutup di USD 93,10 per barel.
Kedua harga acuan tersebut menyentuh level tertinggi sejak akhir 2014, melampaui rekor tertinggi yang dicapai pada Senin (7/2/2022), dan membukukan kenaikan delapan minggu berturut-turut di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang pasokan global karena permintaan pulih dari pandemi virus korona.
Rusia diketahui telah mengumpulkan cukup banyak pasukan di dekat Ukraina untuk melancarkan invasi besar, kata Washington, seraya mendesak semua warga AS untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 48 jam.
Inggris juga menyarankan warga negaranya untuk meninggalkan Ukraina ketika Perdana Menteri Boris Johnson menekankan perlunya sekutu NATO untuk memperjelas bahwa akan ada paket sanksi ekonomi yang berat yang siap diterapkan, jika Rusia menyerang Ukraina.
“Pasar tidak mau ketinggalan memasuki akhir pekan … jika invasi tampaknya akan segera terjadi dan Anda tahu bahwa akan ada sanksi pembalasan yang akan mengakibatkan gangguan pada pasokan gas alam dan minyak,” Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Antara
Credit: Source link