JawaPos.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Mei 0,40 persen. Kepala BPS Margo Yuwono menyebutkan, beberapa hal menjadi pemicunya. ’’Beberapa penyumbangnya adalah kenaikan tarif angkutan udara serta harga telur ayam ras, ikan segar, dan bawang merah,’’ ujarnya, Kamis (2/6).
Dengan begitu, inflasi tahun kalender 2022 mencapai 2,56 persen. Sementara itu, inflasi tahun ke tahun (Mei 2022 terhadap Mei 2021) mencapai 3,55 persen.
Margo menjelaskan, berdasar komponen, penyumbang terbesar adalah harga barang bergejolak. Andilnya mencapai 0,16 persen. Pemicunya telur ayam ras, bawang merah, dan daging sapi.
Sumbangan kedua adalah komponen inflasi inti dengan kontribusi 0,15 persen. Hal itu dipicu kenaikan harga ikan segar, nasi dengan lauk-pauk, dan roti manis. Ketiga, harga yang diatur pemerintah dengan andil 0,09 persen. Utamanya karena kenaikan tarif angkutan udara.
’’Kunjungan masyarakat di beberapa tempat menunjukkan peningkatan signifikan bila dibandingkan dengan peningkatan pada bulan sebelumnya,’’ katanya.
Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) mencatat traffic penumpang pesawat dan wisatawan sudah terdongkrak sekitar 50 persen sejak Maret. Pengusaha berharap momen peningkatan yang terjadi dapat di-support maskapai. Sebab, saat ini maskapai masih terkendala suplai rute yang masih minim dan harga tiket yang melambung.
Ketua Astindo Pauline Suharno menyebutkan bahwa setelah aturan pembatasan dilonggarkan, sektor pariwisata kembali bergeliat. Alhasil, peringkat Indonesia melesat naik 12. Yang awalnya ranking ke-44 menjadi ke-32. ”Itu berdasar indeks daya saing wisata dan perjalanan yang dirilis resmi World Economic Forum,” ujarnya.
Pauline menegaskan bahwa kendala terbesar sektor pariwisata sekarang adalah tingginya harga tiket pesawat. ”Sekarang permintaannya banyak, tapi pesawatnya tidak banyak, jadinya tiket mahal,’’ katanya.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekaf) menegaskan akan bekerja sama dengan maskapai internasional untuk menambah frekuensi. ’’Kami sangat mendukung pernyataan Pak Sandi (Sandiaga Uno, Menparekaf) itu,’’ ucapnya.
Pauline membeberkan bahwa harga tiket pesawat naik karena adanya fuel surcharge yang dibebankan kepada konsumen. Hal itu menjadi komponen biaya baru dalam industri penerbangan yang dibebankan kepada konsumen akibat kenaikan harga bahan bakar.
Editor : Dhimas Ginanjar
Reporter : dee/agf/bil/c7/dio
Credit: Source link