JawaPos.com – Kesibukan tampak di salah satu Sukses Berlatih Menganyam pengungsian di Lapangan Jagaraksa Warungkondang Cianjur. Seorang pria dan lima orang wanita paruh baya sedang serius mengatur lembaran plastik tebal berukuran lebar kurang lebih 5 x 50 cm. Plastik warna, putih, biru, merah muda, dan warna lainnya dianyam silang menyilang membentuk pola yang atraktif.
Sudah sejak dua minggu yang lalu, Kementerian Sosial melalui Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta dan Sentra Handayani memfasilitasi para pengungsi untuk belajar menganyam. Dengan keterampilan menganyam, bisa mengisi waktu luang sekaligus pemberdayaan para pengungsi.
Salah satu peserta pelatihan, Soraya Agustini, mengaku senang dan antusias mengikuti pelatihan ini. “Alhamdulillah senang sekali. Sebelumnya belum pernah dilatih kayak gini, belum pernah berkreatifitas seperti ini. Terus semenjak ada gempa ada kesempatan untuk bisa dilatih,” ujarnya saat ditemui di tenda pengungsian, Jumat (16/12).
Menurut dia, pelatihan ini mampu mengusir rasa suntuk dan kejenuhan selama berada di pengungsian. “Ada kesibukan, dari pada kita di tenda, ada pekerjaan gitu,” katanya.
Soraya dan peserta pelatihan mendapatkan pelatihan selama empat hari BBPPKS Yogyakarta. Pelatih yang didatangkan langsung dari Kota Gudeg itu mengajari dasar-dasar anyaman dengan bentuk standar. Namun, dengan berjalannya waktu, para pengungsi mampu berkreasi dan memproduksi tas dari anyaman dengan bentuk bervariasi.
“Yang dilatihkan cuma bentuk kotak kayak gini. Sekarang kita udah bisa berkreasi sendiri seperti buat tempat handphone dan laptop gitu,” kata ibu dua anak ini.
Dalam sehari, satu orang setidaknya bisa membuat satu tas anyaman. Hingga saat ini, jumlah pengungsi yang ikut serta mencapai 13 orang yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 10 orang perempuan.
Hasil karya kelompok pengungsi ini sudah bisa dipamerkan di posko pengungsian yang berada di Lapangan Jagaraksa Warungkondang. Harga yang ditawarkan pun beragam tergantung ukuran dan tingkat kesulitan dalam membuat.
Rencananya, tas yang diproduksi akan dipamerkan dalam gelaran Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) yang akan dilaksanakan di Bali pada 20 Desember mendatang.
“Kebetulan tadi ada Ibu Menteri (Mensos) juga yang membeli, nanti kita juga mau dibawa ke Bali,” kata Soraya.
Ia berharap kesibukan menganyam ini tidak psekedar aktivitas di tempat pengungsian, namun para peserta menginginkan agar pelatihan bisa berkembang dan mampu membentuk pkelompok usaha bersama.
“Untuk ke depan ingin ada wadah agar bisa lebih pberkembang lagi tidak berhenti sampai di sini. Mudah-mudah kita bisa membuka lapangan kerja untuk yang lain yang membutuhkan supaya jadi berkembang. Bahkan kalau bisa sampai bisa di ekspor ke manca negara,” katanya.
Selain memberikan bantuan kedaruratan untuk korban gempa, Kemensos juga berkomitmen melakukan pemberdayaan kepada para pengungsi. Pemberdayaan lain yang diberikan kepada pengungsi adalah dapur kreasi, yang hingga saat ini beromset Rp500 ribu hingga Rp1 juta per hari.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : ARM
Credit: Source link