JAKARTA, BALIPOST.com – Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan ada dua pasangan yang memiliki elektabilitas atau posisi teratas dalam survei pemilihan presiden (Pilpres) yang dilakukan. Pasangan itu adalah Prabowo-Puan Maharani dan Anies Baswedan-Puan Maharani.
Keduanya memiliki elektabilitas teratas sebagai bakal pasangan calon presiden dalam simulasi pemilihan presiden. “Pasangan Prabowo-Puan dan Anies-Puan unggul dalam simulasi pilpres, sementara Andika tampil mengejutkan sebagai cawapres,” kata Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta SK, dikutip dari Kantor Berita Antara, Jumat (29/4).
Ia menerangkan, hasil survei menunjukkan pasangan Prabowo-Puan meraih elektabilitas tertinggi mencapai 45,0 persen ketika berhadapan dengan Ganjar-Erick (33,8 persen) dan Anies-AHY (17,0 persen), sisanya responden yang menjawab tidak tahu/tidak jawab sebanyak 4,3 persen. Sedangkan dalam simulasi yang lain, Anies-Puan unggul dengan elektabilitas 43,0 persen melawan Prabowo-Airlangga (32,3 persen) dan Ganjar-AHY (21,1 persen) dan, sisanya tidak tahu/tidak menjawab (2,8 persen).
Sementara itu, pasangan Ganjar-Airlangga (38,0 persen) unggul dalam simulasi dengan Prabowo-Erick (35,4 persen) dan Anies-Sandi (20,3 persen), sisanya tidak tahu/tidak jawab (6,3 persen). Terakhir, pasangan Anies-Andika (35,4 persen), berhadapan dengan Prabowo-Sandi (32,3 persen) dan Ganjar-Puan (21,9 persen), sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab (10,4 persen).
Di antara sejumlah nama cawapres, Puan Maharani dan Airlangga Hartarto memiliki peluang cukup tinggi untuk memenangkan pilpres. Menurut Okta faktor Puan sangat signifikan dalam kompetisi elektoral, terbukti dari tingginya elektabilitas baik berpasangan dengan Prabowo maupun Anies.
Puan merupakan tokoh kuat PDIP, partai terbesar yang memenangkan dua kali pemilu berturut-turut sejak 2019. Demikian pula dengan Airlangga, menurutnya Airlangga memiliki posisi Ketua Umum Partai Golkar dengan partai yang selalu memegang posisi penting di setiap pemerintahan.
Elektabilitas Airlangga paling tinggi saat dipasangkan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Nama lain yang cukup potensial adalah Menteri BUMN Erick Thohir. “Erick cukup potensial sebagai cawapres untuk mendongkrak elektabilitas, terbukti dari tingginya elektabilitas ketika dipasangkan dengan Prabowo maupun Ganjar,” kata Okta.
Kemudian, yang cukup mengejutkan kata dia adalah kemunculan nama Andika Perkasa yang berpeluang menang ketika berpasangan dengan Anies Baswedan. “Pasangan Anies-Andika bisa menjadi alternatif yang menarik untuk diusung oleh partai-partai politik,” kata Okta.
Sementara itu Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono relatif kecil peluangnya dalam simulasi. Pasangan Prabowo-Sandi masih berpeluang dimajukan kembali dibandingkan Anies-Sandi, sedangkan Anies-AHY maupun Ganjar-AHY sangat rendah elektabilitasnya. “Dari sisi capres, Anies memiliki peluang kuat untuk memenangkan Pilpres ketika berpasangan dengan Puan ataupun Andika, rivalnya adalah pasangan Prabowo-Puan dan Ganjar-Airlangga yang berpeluang menjadi penantang berat,” ujarnya.
Menurut dia jika ketentuan mengenai presidential threshold (PT) 20 persen masih berlaku, kemungkinan hanya akan ada tiga pasangan capres-cawapres. Menurut dia peta politik menuju Pemilu 2024 makin menemukan gambarannya. Sejumlah tokoh diprediksi akan muncul sebagai calon presiden, tentunya jika didukung oleh partai-partai politik yang berhak untuk mengusung, berpasangan dengan calon wakil presiden.
CPCS melakukan simulasi pasangan mana saja yang berpeluang untuk maju berkontestasi. Survei CPCS dilakukan pada 11-20 April 2022, dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error plus minus 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. (kmb/balipost)
Credit: Source link