Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Jakarta, Jurnas.com – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, amandemen terbatas UUD 45 akan menjadi legacy bagi kepemimpinan Presiden Jokowi yang visioner.
Kata Hasto, usulan PDI Perjuangan terkait amandemen terbatas adalah tanggung jawab masa depan, agar Indonesia memiliki _direction_ yang memberikan arah dan kepastian bagi seluruh gerak pembangunan nasional.
“Jadi amandemen tidak kembali ke masa lalu. Amandemen terbatas menatap masa depan, agar Indonesia bisa bergerak maju, terencana, dan bisa menjadi pemimpin di antara bangsa-bangsa,” ujar Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Hasto menjelaskan, Jokowi itu kader PDI Perjuangan. Apa yang telah dilakukan Presiden Jokowi justru akan menjadi dasar bagi rancangan Haluan Negara tersebut. Dengan demikian, akan ada keberlangsungan terhadap konsepsi kepemimpinan Jokowi terhadap posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Kesemuanya diletakkan dalam cita-cita 50 hingga 100 tahun ke depan. Jadi akan ada _direction_ terhadap penguasaan teknologi, pengembangan ilmu pengetahuan dasar, dan pengembangan SDM yang hebat dan mumpuni,” tegasnya.
Ia pun mengingatkan Haluan Negara memuat kebijakan pokok pembangunan dan jalan tranformasinya, agar Indonesia secepatnya maju dan kembali disegani karena kekuatan domestiknya yang berkontribusi dalam peradaban dunia.
“Haluan Negara akan merubah cara pandang bangsa, menjadi _outward looking_, dan hal tersebut akan mengikat seluruh lembaga tinggi negara, seluruh pemerintahan dari pusat hingga daerah, untuk bergerak dalam satu irama yang sama, kemajuan Indonesia Raya,” jelas Hasto.
Lebih jauh ia mengingatkan, salah satu persoalan pokok pasca reformasi terletak pada cara pandang bangsa yang bersifat ke dalam _(inward looking).
Sementara cara berpikir pendiri bangsa ketika berjuang memeroleh kemerdekaan adalah _outward looking._ “Indonesia Raya itu dibangun dengan visioner.
Kemerdekaan untuk menghapuskan berbagai belenggu penjajahan di seluruh bidang kehidupan, dan untuk membangun persaudaraan dunia ke dalam suatu tatanan dunia baru yang bebas dari penindasan.
“Sehingga tidak heran tahun 1955 Indonesia membuat geger dunia dengan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika sebagai cikal bakal Gerakan Non Blok yang menjadi kekuatan poros ketiga, poros cinta damai dan cinta kemerdekaan, dan disitulah kepemimpinan Indonesia yang visioner diwujudkan,” paparnya.
Dalam konsepsi Haluan Negara pun, kata Hasto, lebih dari 600 doktor di segala disiplin ilmu, pada tahun 1960, sudah merancang Pola Pembangunan Semesta Berencana.
“Namanya saja semesta, _overall planning_ dalam seluruh bidang kehidupan,” tuntas Hasto, Sekjen DPP PDI Perjuangan.
TAGS : Amandemen Terbatas UUD 45 Kepemimpinan Visioner
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin