JawaPos.com – Beredar data di WhatsApp Group (WAG) terkait dengan data penerima bantuan subsidi upah (BSU) guru dan tenaga kependidikan non-PNS Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Data itu berisikan nomor HP, penempatan tugas, nama ibu kandung sampai nomor rekening.
Banyak pihak yang menyesalkan adanya kebocoran data dari pihak Kemendikbud. Sebab, bantuan ini yang seharusnya meringankan beban guru dan tenaga pendidik, malah berbalik menyerang mereka.
Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji mengatakan, dirinya sudah lama mengingatkan Kemendikbud bahwa banyak pihak yang menginginkan data daripada mereka, yakni guru dan tenaga kependidikan.
“Urusan kebocoran data di Kemendikbud, saya sudah mengingatkan selama berbulan bulan. Banyak pihak yang memang mengincar data-data ini (disalahgunakan),” ucapnya kepada JawaPos.com, Jumat (20/11).
Indra juga menegaskan, data pribadi ini harusnya dijaga betul oleh Kemendikbud agar tidak merugikan semua pihak yang terlibat di dalamnya. Dikhawatirkan data-data tersebut akan dipakai oleh pihak tidak bertanggungjawab.
“Buat apply kredit dah bisa nih (karena kebocoran data lengkap). Harusnya benar-benar dijaga,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kemendikbud Abdul Kahar mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Direktorat Jendral (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK). Pasalnya, semua sistem dan data berada dalam wewenang mereka.
“Saya harus konfirmasi ke Ditjen GTK dulu sebagai pengelola sistem InfoGTK ya,” ungkapnya.
Kata dia, sebenarnya data itu tidak bisa tersebar ke publik. Sebab, data-data pribadi penerima BSU bersifat rahasia.
“Seharusnya tidak (tersebar ke publik data sejenis),” jelasnya.
Credit: Source link