Presiden Iran Hasan Rouhani dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Foto: Tehran Time)
Washington – Presiden Amerika Serikat Donald Trump hari ini dikabarkan akan memutuskan, apakah menjatuhkan sanksi kepada Iran atau tidak. Jika, Trump salah, maka bisa jadi ini akhir kesepakatan nuklir 2015 antara kekuatan dunia dan Iran.
Trump berulang kali berjanji membubarkan kesepakatan yang ditandatangani oleh pendahulunya Barack Obam. Pada Jumat (12/1) hari ini, ia diperkiran akan mengumumkan hidup dan matinya kesepakan yang dikenal Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Analis mengatakan ketidakpastian Trump menyisahkan keragu-raguan di seputar ibu kota dunia. Mereka memperingatkan tindakannya dapat memaksa Teheran untuk meninggalkan kesepakatan tersebut dalam jangka panjang, dan kembali bermusuhan dengan Washington DC.
Sebagai bagian dari pelaksanaan kesepakatan nuklir 2015, sanksi Amerika Serikat terhadap Iran dibebaskan. Presiden Amerika Serikat diharuskan memperbaharui penolakannya terhadap JCPOA itu sekitar 120 hari sejak tahun lalu.
Jika Trump tak mengesahkan kesepakan tersebut, beberapa sanksi Amerika Serikat terhadap secara otomatis menggeber Iran, termasuk yang menentang bisnis Iran dan perusahaan asing yang berurusan dengan Iran. Terakhir kali Trump menolak kesepakan tersebut pada bulan September 2017.
Pada bulan Oktober 2017, Trump menolak menegaskan kembali bahwa Iran mematuhi kesepakatan tersebut. Proses sertifikasi Amerika Serikat tersebut bukan bagian dari kesepakatan nuklir, maka wajar keputusan itu memicu kemarahan di Iran dan di negara-negara lain mendukungnya.
Pada Kamis (11/1), menjelang keputusan Trump mengenai sanksi tersebut, menteri luar negeri Eropa bertemu dengan Javad Zarif, menteri luar negeri Iran, di Brussels untuk mengulangi dukungan mereka untuk kesepakatan nuklir tersebut, memperingatkan keputusan untuk mengajukan kembali sanksi dapat merusak kesepakatan penting tersebut sama sekali.
“Kesepakatan itu berjalan baik, ini adalah tujuan utamanya, yang menjaga agar program nuklir Iran diawasi dan diawasi ketat,” Federica Mogherini, perwakilan urusan luar negeri Uni Eropa, mengatakan saat dia berdiri tegak di samping rekan-rekannya dari Prancis, Jerman, dan Inggris.
“Kesatuan masyarakat internasional sangat penting untuk mempertahankan kesepakatan yang sedang berjalan, yang membuat dunia lebih aman, dan ini mencegah perlombaan senjata nuklir potensial di kawasan ini.Kami berharap semua pihak terus menerapkan sepenuhnya kesepakatan ini,” tambah Mogherini tanpa menyebutkan Amerika Serikat.
TAGS : Iran Kesepakatan Nuklir Amerika Serikat
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/27692/Hidup-Mati-Nuklir-Iran-Ada-di-Tangan-Trump/