Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri (Foto: Reuters / Mohamed Azakir)
Dubai – Kelompok Hizbullah Libanon menuduh Arab Saudi memaksa Perdana Menteri Saad Hariri untuk mengundurkan diri pada Sabtu (4/11). Kepala gerakan Hizbullah Libanon, Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa kelompok yang berpartisipasi dalam pemerintahan Hariri selama setahun terakhir tidak mendorong pengunduran diri tersebut.
“Jelas bahwa pengunduran diri tersebut adalah keputusan Saudi yang diberlakukan terhadap Perdana Menteri Hariri. Bukan maksudnya, bukan keinginannya, dan bukan keputusannya untuk mundur, kata Nasrallah dalam pidato di televisi, dilansir VOA, Senin (6/10)
Hariri mengumumkan pengunduran setelah menyampaikan serangan terik terhadap Iran dan milisi resminya, Hizbullah, keduanya di Lebanon dan di seluruh wilayah tersebut. Pengunduran diri tersebut menyusul konsultasi dengan para pemimpin Arab Saudi di Riyadh, dan pertemuan sebelumnya dengan penasihat kebijakan luar negeri Iran, Ali Akbar Velayati, di Beirut.
Presiden Lebanon Michel Aoun mengindikasikan bahwa kantor Hariri dipanggil dari luar Lebanon untuk menyampaikan berita pengunduran dirinya. Komentator di TV al-Arabiya milik Saudi menekankan, pidato pengunduran diri Hariri dibuat dari ibukota Saudi, Riyadh, dan bahwa hal itu memiliki implikasi regional.
Dalam pidatonya, Hariri menuduh Iran dan milisi proksi Lebanon, Hizbullah, untuk menciptakan perselisihan di negara tersebut, dan juga di seluruh wilayah tersebut.
Ia mengatakan bahwa pihak luar (menyinggung Iran) menginginkan kejahatan di Lebanon. Ia menyebut Tehran mencampuri urusan dalam negeri negara-negara Arab lainnya, termasuk Suriah, Irak, Bahrain dan Yaman.
Hariri kemudian mengklaim bahwa iklim politik di Lebanon mirip yang terjadi pada ayahnya, almarhum Perdana Menteri Rafiq al-Hariri, dibunuh pada bulan Februari 2005, dan bahwa ia merasakan rencana yang sama terhadap hidupnya sendiri. Media Arab dan Lebanon telah lama menuduh Hizbullah membunuh Hariri yang lebih tua.
Ia menambahkan bahwa orang-orang Lebanon bertekad untuk bebas dan mandiri, dan ia berkeras bahwa negara tersebut harus memiliki hanya satu negara bagian, satu tentara, dan satu senjata saja.
Sbelum mengundurkan diri, Hariri sempat bertemu dengan penasihat kebijakan luar negeri Iran, mantan menteri luar negeri Ali Akbar Velayati pada Jumat (3/11)
TAGS : Hizbullah Libanon Arab Saudi Saad Hariri
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/24321/Hizbullah-Bantah-Ancam-Nyawa-Saad-Hariri/